Mengenal Seasonal Affective Disorder (SAD), Depresi Berulang yang Terjadi Seiring Perubahan Musim

- 15 Februari 2021, 20:14 WIB
Ilustrasi depresi.
Ilustrasi depresi. /pexels.com/Kat Jayne

2. Peningkatan kadar melatonin

Melatonin adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar pineal yang mengatur siklus tidur-bangun. Mengurangi paparan sinar matahari selama musim dingin menyebabkan produksi melatonin berlebih, membuat Anda merasa mengantuk dan lesu.

Kombinasi peningkatan melatonin dan penurunan kadar serotonin menyebabkan ketidakseimbangan dalam ritme sirkadian (jam internal tubuh 24 jam), yang membuat tubuh sulit menyesuaikan diri selama musim dingin, terutama bagi penderita SAD.

3. Produksi vitamin D yang lebih rendah

Lebih sedikit paparan sinar matahari pada kulit menghasilkan jumlah vitamin D yang lebih rendah. Vitamin D diyakini mempengaruhi kadar serotonin dan kekurangan vitamin ini menyebabkan gejala depresi.

Baca Juga: Susul Kesuksesan Lagu 'Beautiful', TREASURE Siap untuk Debut Label Besar di Jepang pada Maret 2021

Sementara itu, gejala-gela gangguan afektif musiman meliputi suasana hati sedih, kurang berenergi, mudah tersinggung hingg stres dan cemas, lelah dan lesu, sering menangis, sulit berkonsentrasi, tidur lebih lama, penurunan aktivitas fisik, menghindari situasi sosial, mendambakan makanan berkarbohidrat dan bergula, sereta berat badan bertambah.

Gejala SAD di musim panas, yang jarang terjadi termasuk nafsu makan yang buruk, penurunan berat badan, insomnia, agitasi, kecemasan, kegelisahan dan perilaku kekerasan.

Tidak ada tes medis yang tersedia untuk mendiagnosis gangguan ini. Namun, dokter mungkin melakukan tes darah untuk memeriksa apakah ada penyakit lain atau kondisi yang mendasari.

Baca Juga: Disebut 'Membosankan' dalam Siaran Langsung, Ini Cara Rose BLACKPINK Merespon dengan Elegan

Halaman:

Editor: Nur Annisa

Sumber: Bold Sky


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x