Network
SUMEDANGKLIK - Angka pernikahan usia dini di Kabupaten Bandung tergolong tinggi, mencapai 46,44 persen.
Berdasarkan data yang diperoleh hingga Juli 2021, jumlah pernikahan usia dini anak laki laki mencapai 112 kasus dan anak perempuan mencapai 567 kasus. Peran orang tua dalam pengasuhan anak di usia tumbuh kembang, sangat penting untuk proses pengendalian pernikahan usia anak.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Muhammad Hairun mengatakan, tingginya angka pernikahan usia dini di Kabupaten Bandung menjadi perhatian khusus Pemerintah Kabupaten Bandung, terlebih di tengah masa pandemi Covid-19 ini.
Baca Juga: Waduh! Hyebin dan Nancy MOMOLAND Terpapar Covid-19 saat Melakukan Promosi di Meksiko
Dalam hal pengendalian angka pernikahan usia dini ini, lanjut Hairun, Pemerintah Kabupaten Bandung menggulirkan program Berencana Dewasakan Anak Agar Sejahtera, Sinergitas Akselerasi Pendewasaan Usia Kawin Terjaga, Keluarga Sehat atau program Bedas Sapujagat.
“Pada tahun 2021 (sampai bulan Juli) jumlah perkawinan usia anak laki laki mencapai 112 kasus dan anak perempuan mencapai 567 kasus. Kami berharap kehadiran program ini dapat menurunkan angka kasus pernikahan anak di Kabupaten Bandung,” ucap Hairun.
Dia menjelaskan, Program Bedas Sapujagat merupakan strategi kolaborasi dan integrasi dalam penanganan permasalahan perkawinan usia anak yang melibatkan berbagai stakeholders.
“Program ini juga merupakan program pemberdayaan masyarakat, khususnya pada remaja sebagai role model dalam pendewasaan usia perkawinan,” ucap Hairun.
