Jadi Salah Satu Bahasa Tertua di Indonesia, Apa Saja Fakta Menarik Bahasa Sunda? Berikut Ulasannya

- 14 Mei 2022, 15:05 WIB
ILUSTRASI, Aksara Sunda ini termasuk rumpun aksara Brahmi yang diturunkan dari aksara Pallawa melalui aksara Kawi. Inilah fakta menarik bahasa Sunda.
ILUSTRASI, Aksara Sunda ini termasuk rumpun aksara Brahmi yang diturunkan dari aksara Pallawa melalui aksara Kawi. Inilah fakta menarik bahasa Sunda. /ANTARA/

SUMEDANGKLIK – Salah satu kekayaan warisan budaya yang dimiliki Indonesia yaitu keanekaragaman bahasa daerah.

Bahasa daerah ini menjadi bahasa ibu bagi masyarakat Indonesia berdasarkan suku masing-masing yang ada di Indonesia.

Karena banyaknya bahasa daerah di Indonesia ini, hal ini pun menjadi satu kesulitan tersendiri jika salah satu suku berkunjung ke daerah suku lain saat berkomunikasi.

Baca Juga: Tiga Jabatan Kepala Daerah Kosong dan Segera Berakhir, Gubernur Jawa Barat Sudah Usulkan Tiga Nama Penjabat

Hal itulah yang mendasari penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa dan menjadi bahasa nasional, sesuai isi dari Sumpah Pemuda.

Salah satu bahasa daerah yang menjadi salah satu jati diri keanekaragaman Indonesia yaitu bahasa Sunda. Bahkan, ada beberapa fakta menarik dari bahasa Sunda.

Selain menjadi salah satu bahasa tertua di Indonesia, bahasa Sunda juga diakui sebagai bahasa daerah yang memiliki penutur ketiga terbesar di Indonesia.

Baca Juga: Menyesali Perbuatan yang Pernah Diperbuat, Inilah Doa Agar Memperoleh Ampunan Allah SWT

Lantas, apa saja fakta menarik bahasa Sunda ini? Dilansir dari berbagai sumber, berikut ini beberapa ulasan fakta menarik bahasa Sunda, di antaranya :

1. Bahasa tertua di Indonesia

Bahasa Sunda termasuk salah satu bahasa daerah tertua yang ada di Indonesia. Hal ini karena bahasa Sunda merupakan cabang dari Bahasa Melayu-Polinesia dalam rumpun bahasa Austronesia.

Memang belum ada catatan yang jelas mengenai kapan bahasa Sunda lahir, namun bahasa ini sudah digunaka dalam prasasti abad ke-14 yang ditemukan di Kawali, Ciamis.

Baca Juga: Berikut Ini Lima Golongan Orang yang Allah SWT Beri Rejeki Berlimpah, Semoga Kita Termasuk Diantaranya

2. Memiliki penutur terbesar ketiga di Indonesia

Bahasa Sunda umumnya dituturkan oleh masyarakat dari Suku Sunda. Mengingat besarnya populasi suku ini, maka penutur bahasa Sunda juga besar.

Berdasarkan data hingga tahun 2018, ada sekitar 42 juta penduduk Indonesia yang berbicara dengan bahasa Sunda. Hal itu membuat bahasa ini menjadi bahasa dengan penutur terbesar ketiga di Indonesia, setelah bahasa Indonesia dan Jawa.

Jika dilihat berdasarkan bahasa daerah, maka bahasa Sunda menjadi yang terbesar kedua setelah bahasa Jawa.

3. Memiliki Dua Dialek

Bahasa Sunda memiliki dua dialek, yaitu dialek (h) dan dialek non-(h). Antara kedua dialek bahasa Sunda itu memiliki perbedaan hingga 60 persen.

Baca Juga: Tekan Laju Kasus Covid-19, Pemerintah Pusat Terapkan PPKM Hingga 23 Mei 2022

Dialek (h) umumnya dituturkan oleh hampir seluruh penduduk Jawa Barat, seperti Majalengka, Bogor, Tasikmalaya, Kuningan, Bekasi, Garut.

Kemudian Ciamis, Sukabumi, Subang, Purwakarta, Sumedang, Cianjur, Karawang, Bandung, Bandung Barat, dan Cirebon.

Sementara dialek non-(h) umumnya dituturkan oleh masyarkat di Desa Pareangirang, Kecamatan Kadang Haur, Indramayu, serta daerah pesisir utara.

4. Tidak Hanya Digunakan di Jawa Barat

Bahasa Sunda memang merupakan bahasa asli Suku Sunda. Namun hal itu tidak berarti bahasa ini hanya dituturkan masyarakat di Jawa Barat saja.

Pada kenyataannya, bahasa Sunda juga digunakan di banyak daerah, seperti Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Lampung, Bengkulu, hingga Sulawesi Tenggara.

Baca Juga: PPKM Diperpanjang Sampai Kapan? Ini Aturan Terbaru PPKM Kali Ini

Sebaran penggunaan bahasa Sunda ini mengikuti persebaran masyarakat Sunda. Adapun perbedaan dialek antara bahasa Sunda di Jawa Barat dengan daerah lain berkisar antara 51 hingga 80 persen.

5. Memiliki Aksara Sunda

Sama halnya seperti bahasa Jawa, bahasa Sunda juga dilengkapi dengan aksara Sunda. Aksara Sunda ini termasuk rumpun aksara Brahmi yang diturunkan dari aksara Pallawa melalui aksara Kawi.

Artinya, aksara Sunda dan aksara Jawa berasal dari satu rumpun yang sama. Ada beberapa jenis aksara Sunda, yaitu aksara Ngalagena, Aksara Swara, Aksara Angka, Aksara Tanda Baca, hingga Aksara Rarangken.

Aksara Ngalagena merupakan aksara Sunda kuno yang memiliki 18 jenis aksara yang susunannya disesuaikan dengan sistem alat ucap. Adapun huruf konsonan aksara ini yaitu: ka, ca, ta, pa, ya, wa, ga, ja, da, ba, ra,sa, nga, nya, na, ma, la, dan ha.

Baca Juga: Meski Kasus Covid-19 di Indonesia Relatif Terkendali, Pemerintah Tetap Terapkan PPKM, Ini Alasannya

6. Jati Diri Suku Sunda

Bahasa Sunda bukan sekadar alat komunikasi. Lebih dari itu, bahasa ini juga merupakan jati diri masyarakat Suku Sunda. Hal ini salah satunya dikemukakan oleh Guru Besar Nanzan University, Nagoya, Jepang, Prof. Dr. Mikihiro Moriyama.

Menurutnya, Bahasa Sunda tidak dapat dipisahkan dari budaya Sunda itu sendiri. Hal ini menjadi ciri khas Suku Sunda dibanding suku lain di Indonesia.

7. Upaya Pelestarian Terus Digencarkan

Upaya untuk melestarikan bahasa Sunda terus dilakukan, salah satunya dengan pengajaran bahasa Sunda di sekolah. Tercatat, sejak abad ke-20, sudah ada 2.200 buku pengajaran bahasa Sunda yang dipublikasikan.

Bahkan, penerbit besar Balai Pustaka, sejak periode 1920-an, lebih banyak menerbitkan buku pengajaran Bahasa Sunda ketimbang bahasa daerah lain.

Baca Juga: Jadi Pengisi Suara di Musikal Film 'Melody', Katy Perry Dianggap Mampu Personifikasikan Peran Karakter

Itulah beberapa fakta menarik bahasa Sunda yang perlu dilestarikan sebagai salah satu keanekaragaman dan kekayaan budaya Indonesia. ***

Editor: Ecep Sukirman

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x