Makna Kampanye ‘Ayo Belanja’ di Masa Resesi, Sandiaga Uno: Prasyarat Bangkitnya Ekonomi

16 November 2020, 21:34 WIB
Sandiaga Uno. /Antara/ANTARA

PR SUMEDANG – Hadirnya pandemi Covid-19 berdampak bagi semua bidang kehidupan, termasuk bidang ekonomi. Pada saat ini kondisi ekonomi Indonesia melemah, bahkan dikatakan sedang mengalami resesi.

Di masa resesi ini, banyak digaungkan kampanye ‘Ayo Belanja’.

Namun, masih banyak orang yang bertanya-tanya apa makna dari kampanye tersebut? Padahal kondisi ekonomi kita sedang sulit.

Baca Juga: Kapolri Mencopot Jabatan Kapolda Metro Jaya dan Kapolda Jawa Barat Terkait Protokol Kesehatan

Dilansir Pikiran Rakyat Sumedang dari unggahan video Sandiaga Uno pada laman Instagramnya @sandiuno, Senin, 16 November 2020. Bang Sandi memaparkan makna dari kampanye ‘Ayo Belanja’.

“Ekonomi kita itu lebih dari 50% digerakkan oleh konsumsi. Konsumsi rumah tangga, pemerintah, dan dunia usaha,” tuturnya.

Oleh karena itu, lanjutnya, belanja adalah prasyarat bangkitnya ekonomi kita.

Bang Sandi, sang pengusaha Indonesia itu menjelaskan, jika orang tidak berbelanja, hanya beli kebutuhan pokok dan kebutuhan dasar, ekonomi kita tidak akan bergerak.

“Kampanyenya mestinya ditambahkan, ayo belanja buatan Indonesia dari tetangga atau dari teman,” ujarnya memberi masukkan.

Baca Juga: Keajaiban Seuntai Doa Disebut Aa Gym Sebagai Saripatinya Ibadah

Jadi, kalau kita ingin berdampak, ingin bermanfaat, maka berikan dampak dan manfaat itu kepada orang-orang di sekeliling kita.

Ia juga menjelaskan jika kita berbelanja produk impor, yang akan menikmatinya adalah dunia usaha di luar negeri, bukan negeri sendiri.

“Jadi itulah kenapa dimulai satu ajakan belanja,” ucapnya menegaskan.

Bang Sandi memberi contoh dampak yang akan terjadi jika masyarakat tidak belanja.

“Ekonomi akan stagnan cenderung kontraksi,” ujarnya.

Ia menjelaskan, hal tersebut diperlihatkan di kuartal kedua dan kuartal ketiga, di mana ekonomi kita menjadi -5,32% dan di kuartal ketiga -3,49%.

Baca Juga: Perdana! Girlgroup aespa Debut dengan Sentuhan Teknologi AR

Jika ekonominya minus karena masyarakat tidak banyak berbelanja. Akhirnya menumbuhkan satu persepsi bahwa ekonomi kita sedang lemah.

“Dampaknya, orang akhirnya tidak berkegiatan ekonomi, tidak berinvestasi dan ini akibatnya semakin turun. Setiap kuartal semakin turun,” ujarnya memberi penjelasan.

Untuk membangkitkan kondisi ekonomi, maka harus dilakukan suatu program stimulus yang tepat.

“Di sini tidak bisa hanya pemerintah, tetapi harus kolaborasi, berjejaring, bersilaturahim dari semua pihak,” ucapnya.

Pengusaha Indonesia itu menyebutkan program yang harus dilakukan oleh berbagai pihak demi kebangkitan ekonomi negeri.

Baca Juga: Daftar Pemenang People's Choice Awards 2020, dari BTS hingga Bad Boys for Life

“Tugas pemerintah yang pertama, bagi bantuan sosial, bantuan tunai untuk masyarakat yang ada di klaster kelas menengah ke bawah, agar bisa berkonsumsi,” katanya.

Kedua, sambungnya, pemerintah berdayakan UMKM karena merekalah pencipta 97% lapangan kerja.

Sementara dunia usaha, ditugaskan untuk tidak merumahkan apalagi mem-phk karyawannya, mereka butuh insentif. Oleh karena itu, kita bekerja sama dengan sektor perbankan untuk membantu.

“Tugas UMKM yaitu beradaptasi karena sekarang ada perubahan secara fundamental di tatanan kehidupan kita. Jadi UMKM beradaptasi gunakan digitalisasi,” ucapnya menjelaskan.

Dan untuk masyarakat tugasnya yaitu berbelanja buatan Indonesia dari teman atau tetangga, sambungnya.

Baca Juga: Langkah Ini Patut Dicoba Oleh Penderita, 3 Cara untuk Obati Sinusitis di Rumah

“Itulah hal konkret yang bisa kita lakukan untuk membangkitkan ekonomi,” ucapnya kembali menegaskan.

Bang sandi juga mendorong untuk rumah zakat, bahwa saat ini adalah saat yang tepat untuk berzakat, infaq, sedekah, dan waqaf.

“Berbagi saat kita sulit, akan memberikan benefit, semangat untuk bangkit, dan inilah sebaik-baiknya waktu untuk memberi yaitu di saat kita sulit,” pungkasnya.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Instagram

Tags

Terkini

Terpopuler