Sama halnya seperti bahasa Jawa, bahasa Sunda juga dilengkapi dengan aksara Sunda. Aksara Sunda ini termasuk rumpun aksara Brahmi yang diturunkan dari aksara Pallawa melalui aksara Kawi.
Artinya, aksara Sunda dan aksara Jawa berasal dari satu rumpun yang sama. Ada beberapa jenis aksara Sunda, yaitu aksara Ngalagena, Aksara Swara, Aksara Angka, Aksara Tanda Baca, hingga Aksara Rarangken.
Aksara Ngalagena merupakan aksara Sunda kuno yang memiliki 18 jenis aksara yang susunannya disesuaikan dengan sistem alat ucap. Adapun huruf konsonan aksara ini yaitu: ka, ca, ta, pa, ya, wa, ga, ja, da, ba, ra,sa, nga, nya, na, ma, la, dan ha.
Baca Juga: Meski Kasus Covid-19 di Indonesia Relatif Terkendali, Pemerintah Tetap Terapkan PPKM, Ini Alasannya
6. Jati Diri Suku Sunda
Bahasa Sunda bukan sekadar alat komunikasi. Lebih dari itu, bahasa ini juga merupakan jati diri masyarakat Suku Sunda. Hal ini salah satunya dikemukakan oleh Guru Besar Nanzan University, Nagoya, Jepang, Prof. Dr. Mikihiro Moriyama.
Menurutnya, Bahasa Sunda tidak dapat dipisahkan dari budaya Sunda itu sendiri. Hal ini menjadi ciri khas Suku Sunda dibanding suku lain di Indonesia.
7. Upaya Pelestarian Terus Digencarkan
Upaya untuk melestarikan bahasa Sunda terus dilakukan, salah satunya dengan pengajaran bahasa Sunda di sekolah. Tercatat, sejak abad ke-20, sudah ada 2.200 buku pengajaran bahasa Sunda yang dipublikasikan.
Bahkan, penerbit besar Balai Pustaka, sejak periode 1920-an, lebih banyak menerbitkan buku pengajaran Bahasa Sunda ketimbang bahasa daerah lain.