Fakta Mengejutkan Mutasi Baru Virus Corona 'Eek', Ternyata Kebal Terhadap Vaksin, Ini Cara Kerjanya

- 9 April 2021, 19:15 WIB
Fakta Mengejutkan Mutasi Baru Virus Corona 'Eek', Ternyata Kebal Terhadap Vaksin, Ini Cara Kerjanya
Fakta Mengejutkan Mutasi Baru Virus Corona 'Eek', Ternyata Kebal Terhadap Vaksin, Ini Cara Kerjanya /Pixabay/athree23/

PR SUMEDANG - Terdapat fakta mengejutkan tentang mutasi baru virus corona, yakni Eek, yang belum lama ini ditemukan di Indonesia.

Fakta paling mengejutkan ialah mutasi Eek ini ternyata memiliki kemampuan untuk menghindari kekebalan alami dari infeksi Covid-19.

Dengan kata lain, mutasi Eek ini bisa mengurangi perlindungan yang ditawarkan oleh vaksin Covid-19.

Baca Juga: Jungkook BTS Jadi Role Model Sederet Idok K-Pop Pria Ini, Ada Jungwon ENHYPEN hingga Jongwo ATEEZ

Eek atau bernama lain E484K sebenarnya pertama kali ditemukan di Indonesia pada bulan Februari lalu, namun temuan itu baru diumumkan ke media pada awal April ini.

Eek adalah mutasi baru virus Corona yang awalnya diidentifikasi di Afrika Selatan bernama B1351 dan di Brazil bernama B1128.

Selain Indonesia, negara Asia lainnya yaitu Jepang, juga melaporkan hal yang sama, dengan adanya temuan Eek yang menyerang beberapa penyintas Covid-19 di negara tersebut.

Baca Juga: Dimulai Hari Ini, Ini Dia Daftar 8 Instansi yang Membuka Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2021

Otoritas kesehatan Jepang menemukan mutasi ini pada sekitar 70 persen pasien Covid-19.

Dengan kata lain, 10 dari 14 orang yang dites positif Covid-19, terserang mutasi Eek.

Sebagaimana diketahui, di Indonesia mutasi ini masuk sekitar bulan Februari lalu.

Baca Juga: Meningkat Pesat! Asam Lambung Seolah Menjadi Tren saat Pandemi, Kenali Penyebabnya agar Terhindar

Guru Besar Paru dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Tjandra Yoga Aditama menyebut mutasi Eek ini sesuatu yang sangat mengkhawatirkan.

"Mutasi E484K ini oleh sebagian pakar disebut mutasi Eek, yang maksudnya sesuatu yang mengkhawatirkan dan merupakan sebuah peringatan. Ini terjadi karena mutasi ini nampaknya berdampak pada respon sistem imun," kata dia dalam keterangannya seperti dikutip PikiranRakyat-Sumedang.com dari ANTARA News.

Eek juga disebut mutasi "melarikan diri" karena mengubah bagian protein spike virus yang diandalkan sistem kekebalan untuk mengenali dan memulai tanggapan kekebalan.

Baca Juga: Sambut Ramadhan 1442 H, Bacaan Surah Al Mumtahanah Beserta Terjemahan Bahasa Indonesia

Faktanya, perubahan tersebut berarti dapat menghindari respons imun yang dipicu oleh vaksin atau infeksi sebelumnya.

Mutasi Eek mengubah protein spike virus asli sehingga lebih mudah mengikat dan membentuk koneksi yang lebih kuat ke sel inang, membuatnya lebih menular.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x