Mutasi Baru Covid-19 Cepat Menular, Ahli Imbau Masyarakat Tidak Panik Meski Virus Lebih Kuat

- 23 Desember 2020, 15:42 WIB
Ilustrasi virus corona jenis baru
Ilustrasi virus corona jenis baru /Geralt/Pixabay

PR SUMEDANG - Dengan pemberitaan yang menyeruak tentang penyebaran varian baru Covid-19 di Inggris Raya akhir-akhir ini, para ilmuwan, dokter, dan ahli virologi mengatakan terlalu dini untuk panik atas hal itu.

Ini bukan kali pertamanya virus SARS-2 bermutasi, sejauh ini tidak ada satu pun dari mutasi sebelumnya yang berdampak besar pada tingkat keparahan penyakitnya.

Sebagaimana yang dilansir PikiranRakyat-Sumedang.com dari Reuters, beberapa ahli mengatakan ada kemungkinan mutasi baru yang diidentifikasi di Inggris ini mungkin telah membantunya menyebar lebih jauh dan lebih cepat daripada varian yang diidentifikasi sebelumnya.

Baca Juga: Seleksi CPNS 2021 Segera Dibuka, Ini Beberapa Keuntungan yang Akan Didapatkan Jika Kamu Lolos

Menurut para ilmuwan, varian baru ini 40% -70% lebih mudah menular, dengan cepat menjadi strain dominan di bagian selatan Inggris, termasuk London.

Para ahli yang melacaknya mengatakan ada beberapa bukti awal tetapi belum dikonfirmasi bahwa virus itu dapat menular di antara anak-anak seperti di antara orang dewasa, tidak seperti strain dominan sebelumnya.

Kasus strain baru juga telah terdeteksi di beberapa negara lain, termasuk Denmark, Italia, dan Belanda.

Baca Juga: Tenar Jadi Idol, Kini Penggemar Tak Sabar Menunggu Jin BTS Debut Bintangi Drama Korea

Australia mengatakan dua orang yang melakukan perjalanan dari Inggris ke negara bagian New South Wales membawa virus yang bermutasi. Itu menghentikan lusinan penerbangan domestik, sementara New South Wales melakukan lockdown lebih dari 250.000 orang.

Beberapa ilmuwan mengatakan prevalensi yang ditemukan di Inggris mungkin karena deteksi yang lebih menyeluruh.

"Kita tidak boleh takut. Kami tidak memiliki informasi nyata tentang apa arti mutasi ini, dan menurut firasat saya, mutasi itu tidak akan berarti banyak," kata Susan R. Weiss, Ph.D., profesor mikrobiologi di Perelman School of Medicine di University of Pennsylvania.

Baca Juga: Airlangga Hartarto Raih Gelar Doktor Honoris Causa Berkat Gaya Kepemimpinan Humanis

“Saya pikir kami akan menemukan dalam beberapa hari mendatang bahwa banyak negara lain akan menemukannya,” Marc Van Ranst, ahli virologi dari Rega Institute for Medical Research di Belgia.

"Kami masih mempelajari varian ini, dan masih banyak yang belum kami ketahui. Tapi pandangan saya, melihat semua datanya, sepertinya itu menyebar lebih cepat dari varian sebelumnya,” ucap Dr. Ashish Jha, dekan dari Sekolah Kesehatan Masyarakat Universitas Brown.

Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan anggota pemerintah Inggris lainnya mengatakan varian baru itu bisa 70% lebih mudah ditularkan daripada varian SARS-CoV-2 lainnya.

Baca Juga: Bukan Kaleng-kaleng, Studi Ungkap Penggemar K-Pop Habiskan Rp20,2 Juta untuk Idol Mereka

Jumlah ini didasarkan pada model yang menganalisis penyebaran varian terbaru, yang dipercepat dengan kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan varian sebelumnya.

Tetapi ilmuwan lain mendesak agar berhati-hati, dengan mengatakan bahwa perkiraan 70% tidak didasarkan pada eksperimen ilmiah apapun di laboratorium.

Ditambah lagi, penyebaran cepat varian baru ini dapat dijelaskan oleh faktor-faktor selain kode genetiknya yang telah disusun kembali.

Baca Juga: Imbas Varian Covid-19 Jenis Baru di Inggris, Nyaris 10 Negara Tetangga Putuskan Lakukan Ini

Misalnya, mungkin saja varian ini berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat, menyebar dengan cepat melalui orang ke orang di jalan-jalan dan kereta bawah tanah London yang terhitung padat penumpang.

“Jika suatu varian menginfeksi seseorang yang kemudian menjadi penyebar super, dia akan menyebarkannya ke banyak orang lain. Mereka akan memiliki varian (baru) dan mereka akan menyebarkannya," kata Dr. Vincent Racaniello, seorang profesor mikrobiologi dan imunologi di Universitas Columbia.

Ahli virologi mengatakan kita akan membutuhkan lebih banyak data ketat dari laboratorium untuk menentukan apakah itu benar-benar lebih mudah ditularkan.

Baca Juga: Varian Baru Covid-19 di Inggris Terlampau Berbahaya, Ahli: Vaksin Belum Tentu Ampuh

Meskipun varian baru itu pada awalnya tampak mengkhawatirkan, ketakutan awal tersebut belum terwujud. Misalnya, ada mutasi spesifik pada virus di bulan April yang membuat khawatir banyak orang di Spanyol. Meskipun tampaknya varian itu mungkin 50% lebih mematikan, kenyataannya tidak terjadi sebagaiman ayang dikhawatirkan ketika semua  data dikumpulkan.

Namun, varian di Inggris memiliki mutasi yang lebih luas daripada varian sebelumnya, jadi ahli virologi sangat memperhatikan perkembangan varian baru ini.

Dr. Richard Kuhn, seorang profesor ilmu biologi dan direktur Purdue Institute of Inflammation, Immunology and Infectious Disease menuturkan bahwa varian virus baru ini berbeda menurut fenotipe dan genotipe dengan varian sebelumnya.

Artinya, varian tersebut memiliki materi genetik berbeda yang dapat menyebabkan perubahan perilaku virus. Kabar baiknya adalah tidak ada bukti bahwa perubahan ini akan membuat virus lebih mematikan atau memengaruhi vaksin.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah