Pakar Unpad Meneliti Infeksi Penyakit dengan Model Matematika

- 1 Februari 2024, 14:38 WIB
Penelitian Pakar Unpad yang menggunakan model matematika untuk kaji infeksi penyakit
Penelitian Pakar Unpad yang menggunakan model matematika untuk kaji infeksi penyakit /unpad.ac.id

SUMEDANG BAGUS -- Ilmu dan teknologi terus berkembang pesat untuk membantu kehidupan manusia. Bahkan, salah satu pakar Unpad pun berupaya meneliti model matematika untuk mengkaji penyebaran penyakit. Guru Besar Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran Prof. Nursanti Anggriani tersebut mengungkapkan, matematika bukan hanya sesuatu yang bersifat abstrak. Tapi, menurutnya matematika merupakan ilmu dasar yang menjadi penopang dan selalu berinteraksi dengan bidang ilmu lainnya, seperti bidang kedokteran, khususnya mengenai penyebaran penyakit.

Hal itu yang menjadi fokus penelitian dari Prof. Nursanti. Lewat penelitiannya, Prof. Nursanti membuat model matematika untuk mengkaji infeksi ulang dengan jenis serotype virus yang sama pada penyakit demam berdarah.

Baca Juga: Pusat Digitalisasi Unpad Menghadirkan Sundadigi: Aplikasi Pintar untuk Pelestarian Budaya Sunda

“Pada penelitian ini dikaji efek infeksi ulang dengan jenis serotype virus yang sama untuk menyelidiki efek dari peningkatan ketergantungan antibodi. Dapat dilihat bahwa infeksi ulang dengan serotype yang sama berkontribusi terhadap peningkatan jumlah kasus demam berdarah, baik kasus demam berdarah primer atau sekunder,” kata Prof. Nursanti dalam diskusi Sajabi “Peran Matematika dalam Pengendalian Penyakit Menular” yang digelar Dewan Profesor Unpad secara daring, pada Sabtu 27 Januari 2024.

Prof. Nursanti juga melakukan penelitian pada penyakit Covid-19. Prof. Nursanti menjelaskan, faktor yang paling penting adalah melihat adanya penurunan imunitas dari populasi sehat, populasi rentan, populasi terinfeksi dengan gejala dan tanpa gejala, populasi sembuh, populasi yang pernah terinfeksi, serta populasi karantina.

“Kemudian dari paper ini dibuat asumsi yang digunakan dalam perumusan model matematika untuk penyebaran penyakit Covid tersebut. Asumsinya mengatakan bahwa individu dengan gejala dan tanpa gejala akan menjalani rawat inap atau karantina,” ujar Prof. Nursanti.

Berdasarkan analisis yang dilakukan secara matematis tersebut diperoleh bahwa kekebalan tubuh atau waning immunity yang menurun dapat meningkatkan terjadinya wabah. Oleh karena itu, periode isolasi dapat menghambat proses penyebaran penyakit Covid-19 sehingga kebijakan yang dapat dilakukan adalah diberlakukannya karantina untuk menjaga jarak.

Prof. Nursanti juga menjelaskan, penelitian mengenai penyakit Covid-19 ini juga dilakukan melalui sudut pandang yang lain untuk penentuan biaya cadangan penanganan pasien. Melalui model matematika yang dikembangkan, Prof. Nursanti dan tim dapat memproyeksikan jumlah pasien yang membutuhkan rawat inap.

“Hasil proyeksi jumlah pasien tersebut kemudian digunakan untuk menentukan biaya pengobatan dan penambahan tempat tidur mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah Indonesia. Hasilnya menunjukan bahwa jumlah kasus terinfeksi akan bertambah dari waktu ke waktu, tetapi kasus terinfeksi ini akan selalu mendapatkan perawatan fasilitas kesehatan,” ungkap Prof. Nursanti.

Halaman:

Editor: B. Hartati

Sumber: Unpad.ac.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x