Kisah Haru Pak Sulaiman, Guru Honorer Sekaligus Pendeta di ‘Surga Kecil yang Jatuh ke Bumi’

- 11 Januari 2021, 11:19 WIB
Sosok pak Sulaiman,  Guru Honorer Sekaligus Pendeta di ‘Surga Kecil yang Jatuh ke Bumi’
Sosok pak Sulaiman, Guru Honorer Sekaligus Pendeta di ‘Surga Kecil yang Jatuh ke Bumi’ //Twitter @daniellsinaga

PR SUMEDANG – Kisah haru datang dari seorang guru honorer sekaligus pendeta di Desa Wamerek, Pedalaman Pegunungan Tengah, Lembah Baliem, Wamena.

Kisah ini diceritakan oleh seorang pengguna Twitter bernama Daniel Leonard Sinaga. Cuitannya yang menceritakan sebuah kisah dari guru honorer bernama Pak Sulaiman ini telah di retweet oleh hampr 8 ribu pengguna Twitter dan mendapatkan like lebih dari 22 ribu.

Dikutip PikiranRakyat-Sumedang.com dari akun Twitter bernama @daniellsinaga, ia menceritakan bahwa sebelumnya pernah menginap di rumah Pak Sulaiman setelah berjalan kaki selama lima jam dari titik terakhir yang bisa diakses oleh kendaraan.

Baca Juga: Masuki Hari Ketiga, BMKG Ungkap Cuaca Hari Ini Mendukung Proses Pencarian Korban Siriwijaya SJ 182

Diceritakan olehnya, bahwa rumah dari guru honorer tersebut sangat amat sederhana, bangunan merupakan sebuah perpaduan semi permanen dan honai.

Pak Sulaiman telah menjalani profesinya sebagai guru honorer selama puluhan tahun, dan bisa dikatakan bahwa ia adalah satu-satunya tenaga pengajar di Desa terpencil itu karena kepala sekolah dan guru lainnya yang sudah berstatus PNS tinggal di kota.

Rekannya yang lain hanya akan mengunjungi sekolah tersebut selama satu bulan sekali, disaat awal bulan dan saat akan melakukan ujian sekolah.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Libra, Scorpio, Sagitarius Senin 11 Januari 2021: Nasib Asmara hingga Kesehatan

Meskipun hal tersebut dirasa tidak adil, namun Pak Sulaiman tidak pernah mengeluh akan keadaannya saat ini. Hal itu dilihat Daniel dari gesture dan raut wajah Pak Sulaiman yang tidak menampakkan keluhan terhadap sikap atasan dan rekan kerjanya tersebut.

Pak Sulaiman merupakan satu-satunya orang yang berhasil mengemban pendidikan sampai dengan sarjana di kampungnya.

Hal itu ia lakukan berkat dukungan dari missionaris dan tujuannya untuk mendidik anak-anak di Surga kecil tersebut agar bisa setara dengan anak-anak di daerah lain yang lebih maju.

Baca Juga: UPDATE: Jumlah Korban Terdampak Bencana Longsor di Cimanggung Sumedang Capai 700 Jiwa

Pendeta tersebut sangat mencintai pekerjannya, hal itu terlihat ketika setiap sore banyak anak-anak yang berkumpul di beranda rumahnya untuk sekedar membaca buku dan belajar membaca hingga berhitung meskipun di luar jam sekolah.

Menurut penuturan Daniel, menjadi seorang guru honorer diarasakan lebih dari cukup oleh Pak Sulaeman karena Pak Sulaeman menjawab bahwa sebenarnya ia tidak harus menjadi guru honorer jika hanya untuk mencari materi semata.

Selain itu, Pak Sulaeman juga selalu memimpin jemaatnya untuk beribadah setiap hari Minggu.

Baca Juga: Lakukan Analisis Data, Captain Vincent Raditya Ungkap Penyebab Sriwijaya Air SJ 182 Jatuh

Menjadi guru honorer ia anggap sebagai bentuk pelayanannya kepada Tuhan, sementara untuk memenuhi kebutuhan keluarganya ia menggunakan ladang dan hasil dari perkebunannya.

***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Twitter


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah