Penelitian Sebut Puasa di Tengah Pandemi Bisa Tingkatkan Imun Tubuh, Begini Penjelasannya

- 4 April 2021, 13:30 WIB
Ilustrasi puasa Ramadhan di tengah pandemi.*
Ilustrasi puasa Ramadhan di tengah pandemi.* /Bagus Kurniawan/Freepik/Miltsova

PR SUMEDANG - Penelitian terbaru menunjukkan bahwa menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan ternyata bisa tingkatkan sistem imun tubuh.

Kali ini merupakan tahun kedua bagi umat muslim menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan yang masih terjadi di tengah pandemi Covid-19.

Faktanya, ternyata puasa diyakini bermanfaat bagi tubuh dalam beberapa cara, termasuk melalui pengaruhnya dalam tingkatkan sistem imun tubuh, terlebih di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang.

Baca Juga: Pindahkan 22 Mumi dari Kerajaan Kuno, Mesir Adakan Parade Spektakuler Bertajuk 'Parade Emas Firaun'

Ada kemungkinan bahwa nenek moyang kuno kita mengenali manfaat puasa.

Seperti halnya selama bulan Ramadhan dalam kalender Muslim, puasa juga dilakukan di bulan Prapaskah menjelang Paskah bagi umat Kristiani, dan selama Yom Kippur di Agama Yahudi.

Ada juga bukti bahwa orang Mesir kuno berpuasa dalam waktu lama untuk membersihkan tubuh mereka dari berbagai penyakit.

Baca Juga: Bocoran River Where The Moon Rises Episode 15: Go Won Pyo dan Ratu Jin Tertangkap Basah Putri Pyeonggang?

Baru-baru ini, penelitian menunjukkan bahwa puasa sebenarnya dapat memiliki efek menguntungkan pada sistem imun tubuh dengan mengurangi jumlah peradangan umum yang dapat terjadi pada sel-sel di seluruh tubuh.

Puasa dianggap menempatkan tubuh pada "mode konservasi energi" karena kurangnya nutrisi yang masuk.

Dalam upaya menghemat energi, tubuh mendaur ulang banyak sel kekebalan yang lama atau rusak, yang kemudian mendorong generasi baru, sel kekebalan yang lebih sehat saat masa puasa berakhir.

Baca Juga: MOOMOO! MAMAMOO Tampil di Shopee 4.4 Mega Shopping Day Malam Ini, Berikut Link Nonton Acaranya

Sel-sel baru ini lebih cepat dan lebih efisien dalam melawan infeksi sehingga kekebalan secara keseluruhan akan meningkat.

Hal utama yang membedakan puasa di bulan Ramadhan dengan puasa dalam konteks diet adalah pantang minum air.

Penelitian telah menunjukkan bahwa puasa air yang berkepanjangan melebihi 12 hingga 24 jam dapat memiliki sedikit efek merusak pada sistem kekebalan.

Baca Juga: Tak Perlu Antre! Kini Perpanjangan SIM Bisa Dilakukan Secara Online, Simak Caranya di Sini!

Hal tersebut menempatkan anda pada sedikit peningkatan risiko tertular segala jenis infeksi.

Itu juga menunjukkan bahwa kekebalan segera kembali ke keadaan yang lebih baik setelah makan dan minum lagi.

Memang, penelitian ini tidak melihat puasa spesifik yang terjadi di bulan Ramadhan.

Baca Juga: Mini Album Like Water - Wendy RV Rilis Besok, Ini Idol K-Pop yang Comeback dan Debut April 2021

Akan tetapi, penelitian lainnya menunjukkan bahwa puasa di bulan Ramadhan memiliki manfaat kesehatan yang sebanding dengan jenis puasa lainnya.

Pernyataan itu datang dengan peringatan untuk memiliki pola makan yang sehat di sela-sela puasa.

Kita semua tahu ada kecenderungan untuk terlalu banyak makan gorengan saat berbuka, dan itu pasti tidak akan membantu sistem imun tubuh kita kuat.

Baca Juga: Hasil Pertandingan Serie A Semalam: AC Milan Seri, Inter Makin Nyaman di Puncak Klasemen

Bukti menunjukkan bahwa tidak makan dan minum hingga 12 jam dapat memiliki efek menguntungkan secara keseluruhan bagi sistem kekebalan anda.

Penting untuk ditekankan bahwa keyakinan Muslim hanya mengharapkan puasa dari mereka yang cukup sehat untuk melakukannya.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x