Network
SUMEDANG BAGUS - Pemerintah Korea Utara memiliki rencana untuk memberlakukan hukuman terhadap warganya yang melakukan tindakan seperti mewarnai rambut, mengonsumsi minuman keras, dan berpakaian ketat. Tujuan dari langkah ini adalah untuk menindak perilaku yang dianggap bertentangan dengan nilai-nilai sosialis yang mereka anut.
Jika terbukti melanggar aturan tersebut, warga akan dijatuhi hukuman dengan tugas pertanian, seperti menanam padi di daerah pedesaan. Pemerintah Korea Utara menggunakan istilah "anti-sosialis" untuk menggambarkan perilaku warganya yang terlibat dalam kegiatan yang dianggap sebagai praktik budaya Korea Selatan, budaya asing, atau kapitalis.
Pada tahun 2020, Kim Jong Un mengesahkan Undang-Undang Penolakan Pemikiran dan Budaya Reaksioner yang memberlakukan sanksi terhadap mereka yang melanggar tindakan-tindakan anti-sosialis tertentu. Salah satu sanksi yang diterapkan adalah hukuman penjara selama beberapa tahun bagi warga Korea Utara yang terbukti menonton tayangan dari Korea Selatan.
Baca Juga: Polisi Temukan Bunker Narkoba di Salah Satu Kampus di Makassar, Para Rektor Gusar
Seorang warga Korea Utara juga menyatakan bahwa pakaian ketat, pakaian yang memperlihatkan bahu, dan pakaian dengan tulisan dalam bahasa asing dianggap sebagai tindakan "anti-sosialis". Polisi anti-sosialis dilaporkan mengambil tindakan tegas terhadap pria dan wanita muda yang mewarnai rambut mereka dengan warna kuning atau cokelat, memanjangkan rambut, dan mengenakan jeans atau pakaian ketat di depan umum.
Selain itu, pemerintah Korea Utara menginstruksikan salon dan penata rambut untuk tidak menerima permintaan mewarnai rambut dengan warna cokelat atau memotong rambut dengan gaya yang dianggap aneh. Jika tertangkap, pelanggar akan dihukum dengan dibawa ke daerah pedesaan dan diwajibkan menanam padi selama lima hari berturut-turut.
Baca Juga: Bagaimana agar Transaksi secra Cashless tetap aman?
Rezim Kim Jong Un telah dikenal karena melaksanakan kontrol yang ketat terhadap warganya, dengan tujuan menjauhkan mereka dari pengaruh asing, termasuk konten hiburan dari Korea Selatan yang semakin populer di seluruh dunia. Pada Oktober 2021, Korea Utara mendapat sorotan internasional setelah melaksanakan eksekusi mati terhadap tiga remaja berusia 16-17 tahun yang secara terang-terangan dituduh menyebarkan film-film Korea Selatan.***
