Hari Perempuan Internasional

- 8 Maret 2023, 18:10 WIB
/

SUMEDANG BAGUS - Setiap 8 Maret, di seluruh dunia dikenal sebagai Hari perempuan Internasional atau International Women's Day (IWD). Peringatan ini dimaksudkan untuk merayakan pencapaian sosial, ekonomi, budaya, dan politik perempuan. Tahun ini tema dari International Women's Day adalah "Embrace Equity" atau merangkul kesetaraan.  

Peringatan hari Perempuan Internasional hadir sebagai wujud dari kesadaran bahwa kesetaraan bagi perempuan merupakan sesuatu yang perlu diperjuangkan. Setiap individu dapat terlibat secara aktif mendukung dan merangkul kesetaraan dalam semua aspek kehidupan yang dijalani.

Peringatan hari Perempuan Internasional juga merupakan bentuk lain pengakuan atas prestasi perempuan tanpa membedakan etnis, budaya, bahasa, ekonomi, bahkan politik. Hal ini juga menandai ajakan bertindak untuk mempercepat terealisasinya kesetaraan gender.

Baca Juga: Waspada 249 Kasus Leptospirosis Dan 9 Orang Meninggal

Salah satu bentuk perayaan Hari Perempuan Internasional dapat dilihat dari aktivitas kelompok-kelompok yang berkumpul dan merayakan pencapaian atau aksi perempuan yang dilakukan demi mendorong kesetaraan bagi perempuan. Kegiatan-kegiatan ini antara lain:

1. Merayakan prestasi perempuan.

2. Melakukan seminar dengan tema perempuan.

3. Menggelar pelatihan guna meningkatkan keterampilan perempuan.

4. kampanye tentang kesetaraan gender.

5. Melakukan penggalangan dana untuk badan amal yang berfokus pada wanita

6. Mengunggah ucapan selamat Hari Perempuan Internasional di media sosial.\

 

Sejarah Hari Perempuan Internasional

Melansir laman International Women's Day, awal mula peringatan ini hadir karena terjadi pergolakan besar di dunia industri pada awal tahun 1900-an, yang dipicu pertumbuhan populasi yang pesat dan kebangkitan ideologi radikal. Penindasan dan ketidaksetaraan yang dirasakan oleh perempuan saat itu mendorong mereka untuk giat mengampanyekan perubahan. Hingga ditahun 1908, sebanyak 15.000 wanita yang berkumpul di New York City melakukan unjuk rasa dengan tuntutan jam kerja lebih pendek, gaji yang lebih baik, dan hak suara bagi perempuan.

Baca Juga: Video Viral, Seorang Pria Emosional Karena Kebun Bunga Edeleweisnya Rusak Dilewati Motor Trail

Pada tanggal 28 Februari 1909, Amerika Serikat untuk pertama kalinya memperingati Hari Perempuan Nasional atau National Women's Day (NWD). Perayaan ini dilakukan sesuai dengan deklarasi Partai Sosialis Amerika . Sejak saat itu, para perempuan terus merayakan NWD pada hari minggu terakhir bulan Februari hingga tahun 1913.  

Pada tahun 1910 diadakan Konferensi Internasional Perempuan Pekerja yang kedua di Kopenhagen. Dalam Konferensi tersebut, pemimpin "kantor wanita" untuk Partai Sosialis Demokrat di Jerman bernama Clara Zetkin mengajukan gagasan tentang Hari Perempuan Internasional. Zetkin mengajukan gagasan tersebut atas dasar penilaian pentingnya peringatan tersebut untuk mendesak tuntutan mereka akan hak-hak kesetaraan perempuan. Konferensi Internasional tersebut, dihadiri oleh lebih dari 100 perempuan dari 17 negara yang mewakili serikat pekerja. Partai sosialis, serta klub wanita pekerja menyambut gagasan Zetkin secara bulat.

Baca Juga: Ini Syarat Mendapat Subsidi Motor Listrik

Menjelang Perang Dunia I yang mengampanyekan perdamaian, wanita Rusia merakayakan Hari Perempuan pertama pada tanggal 23 Februari, yaitu dihari minggu terakhir di bulan Februari. Setelah melalui proses diskusi , Hari Perempuan Internasional kemudian disepakati diperingati setiap tahun pada tanggal 8 Maret yang diterjemahkan dalam Kalender Gregorian sebagai hasil adopsi dari tanggal 23 Februari.

Baca Juga: FIFA Berpotensi Coret Stadion Piala Dunia U 20

Sejak saat itu, tanggal 8 Maret secara Global ditetapkan sebagai hari Perempuan Internasional hingga saat ini. #EmbraceEquity atau merangkul kesetaraan sebagai tema ini diharapkan dapat membawa kesadaran masyarakat akan pentingnya pembahasan mengenai peluang kesetaraan bagi semua perempuan. Setiap orang sejatinya memiliki tanggung jawab untuk menentang stereotip gender hingga diskriminasi yang dialami perempuan untuk menuju perubahan yang dikehendaki. Untuk dapat benar-benar merangkul kesetaraan ini, setiap individu harus memiliki kepercayaan yang mendalam,menghargai, dan dan mencari perbedaan sebagai elemen kehidupan yang perlu dan positif bagi seluruh perempuan di dunia.*** 

 

Editor: Helmi Surya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x