Inggris dan Uni Eropa Berani Ancam Rusia, Ramzan Kadyrov Mengejek Tak Ada Namanya Teh Inggris!

- 28 Februari 2022, 16:00 WIB
Pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov, mengejek Inggris dan Uni Eropa yang berani ancam Rusia dengan mengatakan lelucon berupa tak ada namanya teh Inggris.
Pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov, mengejek Inggris dan Uni Eropa yang berani ancam Rusia dengan mengatakan lelucon berupa tak ada namanya teh Inggris. /RIA /Said Tsarnaev

SUMEDANGKLIK - Kepala Republik Chechnya, Ramzan Kadyrov, mengecam Inggris dan Uni Eropa agar tidak mengancam Rusia dengan sanksi.

Ancaman keras itu ditujukan kepada Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, kepala Komisi Uni Eropa, Ursula von der Leyen, dan kepala diplomasi Eropa, Josep Borrell.

Ramzan Kadyrov mengecam mereka dengan tindakan keras bila berani mengancam pemimpin 'Beruang Merah', Vladimir Putin atas invasinya ke Ukraina.

Diberitakan sebelumnya, negara-negara Barat telah menjatuhkan sanksi pada sektor perbankan dan pertahanannya, serta pada beberapa industri Rusia karena melancarkan invasi ke ukraina.

Baca Juga: Kisah Tentara Ukraina yang Tewas Meledakkan Diri Secara Heroik untuk Menghalau Pasukan Tank Rusia dari Krimea

Sanksi individu itu dijatuhkan terhadap pejabat dan pengusaha Rusia, termasuk Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Ramzan Kadyrov menyatakan bahwa Chechnya siap untuk melakukan balas dendam dan menjatuhkan sanksi jika para pemimpin Uni Eropa dan Inggris tidak menarik kembali pernyataannya.

"Saya ingin mengatakan bahwa seluruh rangkaian sanksi terhadap Rusia sangat tidak masuk akal sehingga kita hanya bisa menertawakan upaya sia-sia ini. Mereka membekukan kekosongan di sana. Benar-benar memalukan!" tulisnya, di media pesan Telegram, pada Minggu 27 Februari 2022.

Pemimpin Chechnya mencatat bahwa bagaimanapun waktunya juga telah tiba untuk tindakan balas dendam yang setara dalam kekuatan.

Baca Juga: Video Lumpur Bergerak Pascagempa Bumi Pasaman Beredar di Media Sosial, BNPB: Bukan Likuifaksi

Ramzan Kadyrov menyebutkan, jika Boris Johnson, Truss, von der Leyen dan Borrell tidak menarik kembali pernyataan mereka, dirinya berhak untuk menjatuhkan sanksi.

Berikut ancaman Chechnya atas sanksi terhadap blok barat dan para pemimpin Uni Eropa:

Mereka berhak menutup wilayah udara Chechnya dengan jet pribadi mereka, membekukan semua aset rubel Johnson di bank-bank Chechnya, memberlakukan embargo terhadap semua aset oligarki Inggris di desa Achkhoy-Martan (terletak sekitar 40 km dari ibukota republik Grozny).

Dan jika situasinya semakin buruk, bahkan embargo juga akan dilakukan di desa tetangga Samashki.

Baca Juga: WAJIB TAHU! Ini Alasan Presiden Rusia Vladimir Putin Bersikukuh Menginvasi Ukraina

Tak hanya itu, Chechnya juga akan menyabotase lalu lintas kiri sebagai peninggalan abad pertengahan yang keji dan tidak mengakui yang namanya teh Inggris.

Bahkan, mereka juga mengejek dengan lelucon kepala wilayah Rusia yang memberi mereka tenggat waktu untuk memenuhi tuntutannya, hingga 31 Februari 2022.

Hal itu dilakukan semata-mata guna mengintimidasi politisi Eropa.

Mereka juga menggarisbawahi bahwa tindakan ancaman keras seperti itu berlaku bagi negara bagian lainnya.

Baca Juga: Banjir Bandang Terjang Bumiayu Jawa Tengah, Sebanyak 297 Warga Dari 5 Desa Mengungsi

"Pikirkan sebelum menjatuhkan sanksi apa pun," kata Ramzan Kadyrov.

Sebagai informasi, negara-negara Barat memberlakukan gelombang baru sanksi anti-Rusia, yang pertama kali muncul pada tahun 2014 lalu.

Beberapa bank besar Rusia, seperti Sberbank dan VTB, berada di bawah pembatasan baru.

Selain itu, Jerman menghentikan sertifikasi pipa gas Nord Stream 2, dan Inggris menutup wilayah udaranya untuk Aeroflot, maskapai penerbangan terbesar di negara itu.

Baca Juga: Ukraina Terima Negosiasi Gencatan Senjata Setelah Pangkalan Udara di Kyiv Digempur Rusia

Pada hari Jumat 25 Februari 2022, baik presiden Rusia, Vladimir Putin dan Menteri Luar Negeri, Sergei Lavrov, secara pribadi dikenai sanksi.

Aset mereka di Eropa dan Inggris dibekukan, tetapi mereka tidak dilarang memasuki Uni Eropa.

Kementerian Luar Negeri Rusia menanggapi sanksi tersebut dengan mengatakan bahwa baik Vladimir Putin maupun Sergei Lavrov tidak memiliki aset di Inggris dan di luar Rusia sama sekali.***

Editor: Panji Eko Laksmanto

Sumber: Sputniknews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x