SUMEDANGKLIK - Pada Kamis 24 Februari 2022, Presiden Rusia Vladimir Putin memerinthan pasukan militernya untuk melakukan invasi ke Ukraina.
Sehari setelahnya, invasi skala penuh dilakukan melalui udara, darat, dan juga laut meski telah ditentang oleh negara-negara barat dan diancam akan mendapatkan sanksi berat.
Lalu apa yang memotivasi Putin untuk bersikukuh menginvasi Ukraina dan mengancam tercetusnya Perang Dunia ke 3?
Seorang dosen studi perang dan hubungan internasional di University of Hull, Dr James Peritchett memberikan gambaran mengenai krisis di Ukraina.
Menurutnya, invasi yang dilakukan Rusia merupakan bentuk kekhawatiran jika Ukraina kini lebih condong ke dunia barat. Tak hanya itu, Ukraina juga disebut-sebut ingin bergabung dengan NATO.
"Politik Ukraina telah berubah sejak awal 2000-an, mereka lebih condong ke barat dari pada ke timur," ujar Dr Pritchett.
Selama ratuan tahun, Ukraina dipandang oleh Rusia sebagai negara yang gaya politikya hampir sama sebelum akhirnya merdeka dan lepas dari Uni Soviet 30 tahun lalu.
"Jadi bahi Moskow, itu cukup mengkhawatirkan," ucapnya.