Diklaim Bisa Kalahkan Semua Varian Virus Corona, Ilmuwan Inggris Kembangkan 'Vaksin Covid-19 Universal'

- 14 Februari 2021, 21:10 WIB
Ilustrasi Covid-19.
Ilustrasi Covid-19. //Pixabay/Gerd Altman

PR SUMEDANG - Ilmuwan Inggris dikabarkan sedang mengembangkan 'vaksin Covid-19 universal' yang bisa kalahkan semua varian virus corona, dalam waktu satu tahun.

Dikutip PikiranRakyat-Sumedang.com pada laman Daily Mail, Ilmuwan Inggris sedang mengembangkan 'vaksin Covid-19 universal' yang secara efektif akan mengalahkan semua varian virus Corona, yang dapat siap dalam waktu satu tahun.

Para peneliti di Universitas Nottingham sedang mengerjakan jab yang menargetkan inti penyakit, bukan protein lonjakan, karena kecil kemungkinannya untuk bermutasi.

Baca Juga: Tak Hanya sebagai Pajangan, 8 Bunga Ini Ternyata Miliki Manfaat untuk Kesehatan dan Bisa Dimakan

Jika langkah tersebut berhasil, laboratorium harus terus mengubah vaksin agar sesuai dengan virus yang bermutasi.

Terdapat kekhawatiran suntikan Pfizer dan AstraZeneca akan menjadi kurang efisien karena perubahan penyakit sebab mereka mengikat protein lonjakan Covid-19.

Ada bukti bahwa produk perusahaan tidak bekerja sebagai mutasi 'E484K', yang saat ini menyebar ke seluruh Brasil dan bagian Selatan Afrika.

Baca Juga: Menteri BUMN Erick Thohir Kenang Masa Kecil, Akui Bandel hingga Sebut Pernah Ikut Tawuran

Itu terjadi ketika Inggris mencatat 13.308 infeksi virus corona, turun 27 persen pada minggu lalu.

Kematian harian juga turun seperempat menjadi 621, sehingga totalnya menjadi 116.908, meskipun angka terpisah menunjukkan jumlahnya bisa jauh lebih tinggi.

Lebih lanjut, peneliti Universitas Nottingham bekerja dengan perusahaan vaksin kanker yang berbasis di Oxford, Scancell untuk membuat vaksin universal. Ini merupakan salah satu dari sejumlah perusahaan Amerika Serikat (AS) dan Eropa yang mencoba membuat jab anti mutasi.

Baca Juga: Spoiler Drama 'Mr. Queen' Episode 20: Masuk Istana, Kim So Yong Lempar Pisau dan Cheoljong Berlumuran Darah,

Mereka menargetkan protein di inti virus yang disebut nukleokapsid, serta protein lonjakan.

Para ilmuwan akan meluncurkan uji coba pada manusia akhir tahun ini menyusul hasil tes yang menjanjikan dilakukan pada tikus.

Tanda-tanda awal menunjukkan bahwa produk berbasis DNA mereka memberikan respons antibodi dan sel-T yang kuat.

Baca Juga: Lirik Lagu Shin Seung Ho - The Night Sky (OST Film Double Patty) dan Terjemahan Bahasa Indonesia

"Kami tidak selalu mengklaim itu akan menjadi vaksin pan-coronavirus, tetapi berpotensi menjadi begitu sederhana karena di mana ia ditargetkan," kata Kepala petugas medis Scancell, Dr Gillies O'Bryan-Tear kepada Telegraph.

Di antara ilmuwan top lainnya yang mengerjakan vaksin serupa adalah myNEO, berada di Belgia dan Osivax di Prancis.

Osivax baru saja menyelesaikan uji klinis fase II dari suntikan flu universal yang juga mengikuti nukleokapsid dalam virus.

Baca Juga: 4 Idol K-Pop Ini Blak-blakan Ungkap Cinta Pertama: Jinyoung GOT7 Kabur Gegara Malu, Woozi Sempat Naksir Noona

MyNeo sedang mencari bagian dari Covid-19 yang stabil lebih lama, sehingga mereka dapat membuat vaksin yang tahan lama.

Di AS, para peneliti sedang mempelajari vaksin SARS yang sudah dibuat atau yang memiliki virus korona berbeda di dalamnya untuk memungkinkan perlindungan yang lebih kuat.

Penasihat Sage Sir Jeremy Farrar termasuk di antara ilmuwan yang mendukung langkah untuk fokus pada vaksin universal awal pekan ini.

Baca Juga: Sebut Merusak Kerja Sama Internasional, Tiongkok Balas Tuduhan AS Soal Transparansi Penyelidikan Covid-19

Direktur Wellcome Trust mencuit sebuah artikel di jurnal Nature berjudul Vaksin bukti-varian: investasikan sekarang untuk pandemi berikutnya.

"Kami setuju - dan ditindaklanjuti oleh CEPI (Coalition for Epidemic Preparedness Innovations) dan lainnya," tulisnya.

Meskipun gagasan dasar tentang vaksin universal adalah positif, terdapat kekhawatiran di antara para ahli.

Baca Juga: Member BLACKPINK Mendominasi 10 Teratas, Ini Peringkat 30 Besar Reputasi Brand Anggota Girl Grup Februari 2021

Para peneliti telah berjuang selama bertahun-tahun untuk menemukan suntikan flu universal, namun tidak berhasil.

Mungkin juga tidak diperlukan suntikan baru saat ini, karena tidak ada bukti konklusif yang mengatakan vaksin saat ini tidak efektif melawan mutasi.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x