Antisipasi Kemunculan Hepatitis Akut Misterius di Jawa Barat, Ini yang Dilakukan Dinkes Jawa Barat

- 9 Mei 2022, 07:00 WIB
Ilustrasi, Mengantisipasi adanya kasus Hepatitis Akut misterius di Jawa Barat, ini yang dilakukan seluruh dinas kesehatan di Jawa Barat.
Ilustrasi, Mengantisipasi adanya kasus Hepatitis Akut misterius di Jawa Barat, ini yang dilakukan seluruh dinas kesehatan di Jawa Barat. /Pexels/Anna Shvets.

SUMEDANGKLIK - Terkait ditemukannya kasus hepatitis misterius pada anak, Dinas Kesehatan Jawa Barat melakukan koordinasi bersama.

Koordinasi yang digelar itu melibatkan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), rumah sakit, laboratorium kesehatan daerah, serta dinas kesehatan 27 kabupaten/kota.

Hal itu untuk mengantisipasi kemunculan penyakit hepatitis akut misterius yang telah dinyatakan WHO sebagai kasus luar biasa.

Baca Juga: Diduga Terkena Hepatitis Misterius, Seorang Anak Perempuan di Tulungagung Jawa Timur Meninggal

Jawa Barat sendiri tetap waspada meskipun belum menemukan kasus seperti di DKI Jakarta, yang telah ditemukan tiga kasus suspek hepatitis akut.  

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Nina Susana Dewi mengatakan, ada beberapa langkah awal antisipasi yang dilakukan. 

Pertama dengan surveilans pelaporan satu pintu secara daring melalui surat elektronik yang alamatnya telah dikantongi masing-masing stakeholders. 

Kedua, menginventarisasi kemampuan Labkesda atau rumah sakit di kabupaten/kota untuk pemeriksaan diagnosis hepatitis. 

Baca Juga: Terkait Hepatitis Misterius, Ini yang Dilakukan Kemenkes

"Ketiga, kami meningkatkan sosialisasi, komunikasi-informasi-edukasi (KIE), serta menggencarkan gerakan masyarakat hidup sehat," ujar Nina.

Kemudian, lanjut Nina, keempat yaitu penguatan fasilitas pelayanan kesehatan mulai dari puskesmas hinggga rumah sakit. 

"Kelima, rumah sakit melakukan setting untuk penanganan kasus hepatitis akut ini," kata Nina. 

Nina berharap, melalui gerak cepat ini fasilitas pelayanan kesehatan mengantisipasi dan melakukan tindakan preventif melalui sosialisasi dengan menggiatkan germas. 

Baca Juga: Meski Tak Ada Kasus, Jawa Barat Waspada Hepatitis Misterius

Tidak kurang dari 850 praktisi kedokteran membahas khusus kemunculan hepatitis akut misterius ini dalam rapat daring tersebut. 

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menegaskan sejauh ini di Jawa Barat belum terlaporkan penyakit tersebut. 

"Di daerah belum banyak terpantau karena kasusnya memang ada di dunia, di Jakarta ada dan di Jawa Barat belum terpantau laporan yang signifikan," tuturnya.

 Meski demikian, lanjut Ridwan Kamil, Jawa Barat akan tetap waspada dan mengedukasi warga khususnya orang tua yang memiliki anak-anak agar membiasakan aktivitas sehat untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. 

Baca Juga: Renggut Tiga Nyawa, Kemenkes Akui Masih Lakukan Penyelidikan Mengenai Hepatitis Misterius di Indonesia

Seperti sering mencuci tangan, meminum air dan makanan yang matang dan bersih, menggunakan alat makan masing-masing, memakai masker, dan menjaga jarak.

"Kita terus edukasi warga khususnya orang tua yang punya anak-anak di pandemi Covid-19 harus waspadai juga sebuah situasi baru terkait hepatitis yang tiba-tiba meningkat. Caranya sama seperti protokol kesehatan Covid-19," ungkap Ridwan Kamil. 

Untuk diketahui, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menerima laporan pada 5 April 2022 dari Inggris Raya  mengenai 10 kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute hepatitis of unknown  aetiology) pada anak-anak usia 11 bulan - 5 tahun pada periode Januari hingga Maret 2022 di  Skotlandia Tengah. 

Sejak secara resmi dipublikasikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh WHO  pada tanggal 15 April 2022, jumlah laporan terus bertambah. Per 21 April 2022, tercatat 169 kasus yang dilaporkan di 12 negara. 

Baca Juga: Update Covid-19 di Indonesia, Terjadi Penurunan Kasus Aktif Harian Covid-19

Kisaran kasus terjadi pada anak usia satu bulan sampai dengan 16 tahun. Sejumlah 17 anak di  antaranya memerlukan transplantasi hati, dan 1 kasus dilaporkan meninggal. 

Gejala klinis  pada kasus yang teridentifikasi adalah hepatitis akut dengan peningkatan enzim hati, sindrom  jaundice akut, dan gejala gastrointestinal seperti nyeri abdomen, diare dan muntah-muntah dan sebagian  besar kasus tidak ditemukan adanya gejala demam. 

Cara mencegah anak-anak dari hepatitis akut di antaranya dengan rutin mencuci tangan dengan sabun, memakan makanan yang matang dan bersih, tidak bergantian alat makan dengan orang lain.

Baca Juga: Update Covid-19 di Indonesia, Terjadi Penurunan Kasus Aktif Harian Covid-19

Kemudian, menghindari kontak dengan orang sakit, menjaga kebersihan rumah dan lingkungan, mengurangi mobilitas, menggunakan masker jika bepergian, menjaga jarak dan menghindari kerumunan. ***

Editor: Ecep Sukirman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah