Jokowi Minta PBB Penuhi Akses Obat-obatan dan Vaksin untuk Semua

- 15 November 2020, 13:57 WIB
Jokowi.
Jokowi. /Instagram.com/@jokowi

PR SUMEDANG – Presiden Jokowi mengungkapkan, 2020 menjadi tahun yang krusial bagi Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB). Menurutnya, di tahun ini PBB harus mampu mengembalikan kepercayaan dunia dalam melawan pandemi.

Hal tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo saat berpidato pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-11 ASEAN-PBB yang digelar secara virtual.

Presiden Joko Widodo juga menyampaikan beberapa pandangan, antara lain agar PBB mengembalikan kepercayaan terhadap multilateralisme.

Baca Juga: Korps Brimob Anugerahi Puan Maharani sebagai Warga Kehormatan

“Pertama, PBB harus mengembalikan kepercayaan terhadap multilateralisme. Kepercayaan akan tumbuh jika multilateralisme dapat memenuhi harapan masyarakat dunia khususnya dalam melawan pandemi,” kata Presiden Jokowi dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Minggu 15 November 2020 yang Pikiran Rakyat Sumedang kutip dari laman setkab.go.id

Dalam jangka pendek, Jokowi menuturkan PBB harus berperan memenuhi akses terhadap obat-obatan dan vaksin bagi semua.

Dalam jangka panjang, PBB dan ASEAN dapat berkolaborasi memastikan kesiapsiagaan dalam menghadapi kemungkinan pandemi baru di masa mendatang.

Baca Juga: Beri Bantuan Masker di Acara Pernikahan Putri Rizieq Shihab, Satgas Covid Ungkap Alasannya

Ia kemudian menyampaikan sejumlah sistem dan mekanisme yang berhasil di bentuk ASEAN dalam menghadapi pandemi, seperti ASEAN Response Fund for COVID-19, ASEAN Regional Reserve of Medical Supplies, ASEAN Comprehensive Recovery Framework, ASEAN Framework on Public Health Emergencies, dan ASEAN Travel Corridor Arrangement Framework.

“Kami yakin, perbaikan pada sistem kesehatan nasional dan regional dapat menjadi fondasi yang kuat bagi perbaikan tatanan kesehatan global,” tuturnya.

Kedua, Presiden Jokowi mendorong PBB untuk menjaga kemajemukan dan toleransi. Di tengah pandemi saat ini, Presiden mengaku prihatin menyaksikan kembali intoleransi beragama dan kekerasan atas nama agama.

Baca Juga: Komentari Sejumlah Pegawai KPK yang Mengundurkan Diri, Fahri Hamzah: Beda dengan LSM atau Perusahaan

“Kalau ini dibiarkan, maka akan mencabik harmoni dan menyuburkan radikalisme dan ekstremisme. Ini tidak boleh terjadi,” ungkapnya.

Menurutnya, saat ini dunia membutuhkan persatuan, persaudaraan dan kerja sama untuk mengatasi COVID-19 dan tantangan global lainnya.

Sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, Indonesia berpandangan bahwa kebebasan berekspresi tidak bersifat absolut. Nilai, lambang, dan sensitivitas agama harus selalu dihormati.

Baca Juga: Senada Habib Rizieq, Prabowo Minta Pembebasan Sejumlah Tokoh Pendukung yang Ditahan Pemerintah

“Di saat yang sama, Indonesia mengutuk segala bentuk kekerasan dengan alasan apapun. Terorisme tidak ada kaitannya dengan agama. Terorisme adalah terorisme,” tegasnya.

Di penghujung pidatonya, Presiden Jokowi mengajak Sekretaris Jenderal PBB untuk menggerakkan dunia agar terus bekerja sama memperkuat toleransi, mencegah ujaran kebencian, dan menolak kekerasan atas alasan apapun.

Baca Juga: Tahun Depan BBM Jenis Premium dan Pertalite Dihentikan Penjualannya di 3 Wilayah Ini

“Keberagaman, toleransi, dan solidaritas merupakan fondasi yang kokoh bagi dunia yang damai, aman, dan stabil,” tandasnya.

Turut mendampingi Presiden saat menghadiri KTT ke-11 ASEAN-PBB yaitu Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Wakil Tetap RI untuk ASEAN Ade Padmo Sarwono.***

Editor: Linda Rahmadanti

Sumber: setkab


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah