Danau Kawah Gunung Kelimutu Berubah Warna, Ini Penjelasan Badan Geologi KESDM

- 23 Mei 2024, 09:26 WIB
Kondisi perubahan warna di Gunung Kelimutu
Kondisi perubahan warna di Gunung Kelimutu /screenshoot rilis Badan Geologi KESDM

SUMEDANG BAGUS -- Gunung Kelimutu yang berlokasi di Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur menjadi objek wisata yang seringkali dikunjungi wisatawan baik nusantara maupun mancanegara. Wisatawan seringkali mengunjungi gunung tersebut karena keindahan warna danau kawahnya. Namun, dalam beberapa waktu terakhir ini, terjadi perubahan warna pada danau kawah Gunung Kelimutu.

Menurut Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia, Muhammad Wafid, perubahan warna tersebut diawali pada Desember 2018 hingga Januari 2019. Terjadi perubahan warna di Kawah 1 (Tiwu Ata Polo) dari hijau kebiruan menjadi hijau kemudian berubah menjadi hijau tua dan kembali menjadi hijau.

Baca Juga: Gunungapi Ibu Terus Menunjukkan Peningkatan Aktivitas Vulkanik

Pada 17 Mei 2024, air Kawah Tiwu Ata Polo berubah warna kembali menjadi hijau tua, dan pada 22 Mei 2024 menjadi coklat kehitaman. Bualan air pun teramati muncul di permukaan air kawah.

"Perubahan warna air danau ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain curah hujan yang tinggi, maupun kemungkinan perubahan komposisi air danau akibat dari pelarutan batuan sehingga membuat warna air kawah berubah warna menjadi kebiruan, kehijauan atau coklat kehitaman. Namun faktor faktor yg memicu proses perubahan warna tersebut belum diketahui secara pasti, apakah karena pengenceran (sebaliknya) perubahan suhu maupun pengaruh konveksi naik nya gas dari bawah permukaan," ujar Muhammad Wafid dalam keterangan pers tertulis.

Berdasarkan pemantauan Badan Geologi KESDM, perkembangan terakhir aktivitas Gunung Kelimutu pada periode 13 Mei 2024 hingga 22 Mei 2024, yaitu gunung tersebut terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis tinggi sekira 5 hingga 25 meter dari puncak.

Cuaca pun terpantau cerah hingga hujan, angin lemah hingga kencang ke arah utara, timur laut, timur, selatan, dan barat laut. Suhu udara sekira 17 hingga 30 derajat Celcius. Sedangkan jaringan seismik Gunung Kelimutu merekam terjadi 37 kali Gempa Vulkanik Dalam, 1 kali Gempa Vulkanik Dangkal, 14 kali Gempa Tektonik Lokal, dan 29 kali Gempa Tektonik Jauh.

"Potensi bahaya saat ini berupa erupsi freatik dengan ancaman bahaya berupa semburan air dan lontaran material di sekitar kawah. Hujan abu dapat terjadi dengan jarak dan intensitas  bergantung pada arah dan kecepatan angin," kata Muhammad Wafid.

Berdasarkan hasil pemantauan tersebut, Badan Geologi menyatakan, saat ini aktivitas Gunung Kelimutu masih berada pada Level 1 (Normal) dengan rekomendasi agar masyarakat di sekitar gunung tersebut dan juga wisatawan tidak melewati pagar pembatas di sekitar kawah, tidak mendekati kawah danau, tidak mendekati hembusan gas, serta tidak bermalam di sekitar kawah untuk menghindari potensi bahaya gas beracun.

Halaman:

Editor: B. Hartati


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah