Sebut 'Tak Termaafkan', Media Asing Soroti Pembebasan Dalang Bom Bali Abu Bakar Ba'asyir

- 8 Januari 2021, 17:47 WIB
Abu Bakar Ba'asyir saat akan keluar dari Lapas Gunung Sindur, Kabupaten Bogor.
Abu Bakar Ba'asyir saat akan keluar dari Lapas Gunung Sindur, Kabupaten Bogor. /Dok Ditjenpas/

PR SUMEDANG - Salah satu ulama Indonesia serta tersangka dalang bom Bali 2002 yang menewaskan 202 orang, Abu Bakar Ba'asyir, bebas dari penjara pada hari Jumat, 8 Januari 2021 setelah menjalani hukuman 10 tahun karena mendirikan kamp pelatihan militan.

Pihak berwenang mengatakan, Ba'asyir yang tidak pernah dihukum karena peran langsung dalam pemboman itu, akan memasuki program deradikalisasi di tengah kekhawatiran atas pengaruhnya yang terus berlanjut di lingkaran ekstremis.

Tampak Ba'asyir mengenakan pakaian putih dan mengenakan masker saat meninggalkan penjara di Bogor, sebelum dibawa ke rumahnya di sebuah pesantren dekat kota Solo di Jawa Tengah.

Baca Juga: Bersiap! Tol Cisumdawu Cileunyi – Cimalaka akan Beroperasi Akhir Tahun 2021 Ini

"Abu Bakar Ba'asyir dibebaskan dari penjara Gunung Sindur pada pukul 5.30 pagi," kata Rika Aprianti, juru bicara departemen pemasyarakatan yag dilansir PikiranRakyat-Sumedang.com dari Reuters.

Ulama berusia 82 tahun itu dianggap sebagai pemimpin spiritual Jemaah Islamiah (JI), sebuah jaringan jihadis yang memiliki hubungan dengan al-Qaeda, dipenjara pada tahun 2011 selama 15 tahun karena hubungannya dengan kamp pelatihan militan di provinsi Aceh.

Setelah mendapat pemotongan penahanan remisi berkala dalam masa hukumannya, dia menjalani hukuman 10 tahun.

Baca Juga: Lirik Lagu Uap Widya - Benci Mencintaimu (OST My Lecturer My Husband)

Meskipun polisi dan badan intelijen Indonesia mengatakan Ba'asyir terkait dengan serangan Bali tahun 2002 dan serangan tahun 2003 di hotel JW Marriott di Jakarta, dia tidak pernah dihukum karena terlibat langsung dan menyangkal hubungannya.

Vonis sebagai bagian dari persekongkolan pelaku bom Bali kemudian dibatalkan.

Bom Bali menewaskan 88 warga Australia, dan pihak negara Australia telah menekan Indonesia untuk memastikan Bashir tidak memicu lebih banyak kekerasan.

Baca Juga: Bocoran Cerita My Lecturer My Husband Episode 7, Tristan Tahu Pak Arya Suami Inggit?

Pembebasan Ba'asyir hari ini mendapatkan sorotan dari media asing, Reuters yang mengungkapkan pembebasan Abu Bakar Ba'asyir merupakan hal sulit, karena telah menewaskan sebanyak 88 warga Australia.

"Sangat menyedihkan bagi teman dan keluarga warga Australia, 88 warga Australia yang tewas dalam pemboman Bali," ucap Scott Morrison, Perdana Menteri Australia.

Thiolina Marpaung, salah seorang WNI yang terluka akibat serangan tahun 2002, mengatakan dia ingin pihak berwenang tetap mengawasi Ba'asyir.

Baca Juga: Lirik Lagu Jeong Sewoon - In the Dark dan Terjemahan Bahasa Indonesia

“Kami tidak tahu apa yang dia lakukan di penjara,” katanya.

Hal itu merujuk pada Ba'asyir yang telah berjanji setia kepada kelompok militan ISIS pada tahun 2014 saat di penjara.

Di sisi lain, seorang juru bicara klub rugby Coogee Dolphins di Sydney, yang kehilangan sosok ketua dan lima anggotanya dalam serangan Bali, mengatakan pembebasan Ba'asyir akan sulit.

Baca Juga: Bocoran Episode 7 My Lecturer My Husband, Bapak Meninggal Dunia? Inggit Nangis Meluk Pak Arya

“Beberapa tidak akan pernah memaafkan, akan ada yang marah hari ini,” kata Albert Talarico.

"Sementara orang lain akan tetap diam karena mereka tidak ingin luka lama dibuka lagi," pungkasnya.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x