Banjir Mamuju Tengah, BPBD Aktifkan Posko Gabungan Tanggap Darurat Bencana

14 Mei 2022, 17:00 WIB
Genangan banjir menghadang akses menuju Desa Pangalloang Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Akibatnya, desa tersebut terisolir akibat tertutupnya akses menuju wilayah tersebut. /dok. BNPB/

SUMEDANGKLIK – Banjir yang sempat menerjang wilayah Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat dan memutus akses menuju Desa Pangalloang, kini berangsur surut pada Sabtu, 14 Mei 2022.

Bahkan desa yang sempat terisolir akibat genangan banjir yang terjadi pada Senin, 9 Mei 2022 itu, kini sudah bisa diakses kembali. Para warga sekitar bergotong royong untuk membersihkan material dan lumpur yang terbawa saat banjir.

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menegaskan, meski kondisi banjir yang menggenangi wilayah Desa Budong-budong, Desa Pangalloang yang terletak di Kecamatan Topoyo dan Desa Lara di Kecamatan Karosa berangsur surut, namun warga tetap diimbau waspada.

Baca Juga: Selama Arus Mudik dan Balik Lebaran 2022, Angka Kecelakaan Turun Drastis, Kakorlantas Polri Ungkap Ini

“Berdasarkan analisis InaRisk Kabupaten Mamuju merupakan wilayah dengan potensi bahaya banjir pada kategori sedang hingga tinggi,” tutur Muhari dalam keterangannya, Sabtu, 14 Mei 2022.

Melihat wilayah Mamuju yang sebagian besar merupakan daerah dataran tinggi, kata dia, diimbau untuk warga yang tinggal lereng bukit atau dataran rendah tetap waspada terjadi tanah longsor apabila  hujan dengan intensitas tinggi terjadi menerus lebih dari satu jam.

“Gerakan susur sungai saat cuaca cerah juga dapat dilakukan sebagai langkah preventif guna mengantisipasi sampah atau ranting yang dapat menghalangi laju air saat terjadi hujan,” ungkap dia.

Baca Juga: Jadi Salah Satu Bahasa Tertua di Indonesia, Apa Saja Fakta Menarik Bahasa Indonesia? Berikut Ulasannya

Penyampaian informasi dalam peringatan dini, lanjut Muhari, dinilai perlu dilakukan baik secara berjenjang atau langsung dari Provinsi ke Kabupaten, hingga informasi diterima oleh perangkat daerah di tingkat RT/RW mengenai waspada peringatan dini hujan lebat.

“Penguatan diseminasi informasi peringatan dini bertujuan untuk mengantisipasi risiko bahaya sehingga bisa menjadi pertimbangan langkah mitigasi yang harus diambil sebelum terjadi bencana,” ungkap Muhari.

Diketahui sebelumnya, banjir melanda wilayah Kabupaten Mamuju Tengah, Provinsi Sulawesi Barat, pada Senin, 9 Mei 2022. Banjir terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur hingga masuk ke pemukiman warga di Desa Budong-budong, Desa Pangalloang yang terletak di Kecamatan Topoyo dan Desa Lara di Kecamatan Karosa.

Baca Juga: KPK Periksa Saksi Usut Kasus Suap Bupati Nonaktif Bogor Ade Yasin

BPBD Kabupaten Mamuju Tengah melaporkan sedikitnya 2.466 jiwa dan 210 unit rumah terdampak. Selain rumah warga, terdapat 300 hektar lahan pertanian terendam dengan ketinggian berkisar antara 20 - 40 sentimeter.

Banjir ini juga menyebabkan akses ke Desa Pangalloang terputus dan terisolir. Evakuasi warga yang terisolir dilakukan dengan menggunakan mobil rescue serta perahu karet. BPBD dibantu masyarakat melakukan pembuatan saluran baru, agar air mengalir ke muara sungai.

Sebagai respon cepat, BPBD Kabupaten Mamuju Tengah mengaktifkan posko gabungan tanggap darurat bencana untuk mempercepat proses penanganan terhadap warga terdampak. Adapun pihak yang terlibat antara lain unsur TNI-Polri, Tagana, Dinsos, pemerintah daerah, masyarakat desa, dan lintas instansi terkait. ***

Editor: Ecep Sukirman

Tags

Terkini

Terpopuler