Benarkah Kacang Mete Mengandung Racun? Simak Penjelasannya

- 23 November 2020, 20:45 WIB
Ilustrasi kacang mete.
Ilustrasi kacang mete. /PIXABAY

PR SUMEDANG - Kacang mete adalah kacang pohon yang sangat populer. Sebagian orang menganggap kacang mete mengandung banyak gizi serta bermanfaat bagi kesehatan.

Kacang mete dipercaya dapat meningkatkan kontrol gula darah bagi penderita diabetes dan juga dapat mengurangi kolesterol jahat atau LDL.

Beberapa orang mengonsumsi kacang mete dengan cara mencampurkan kacang kedalam es krim, coklat, sup dan sebagainya sesuai selera.

Baca Juga: Kapolres Ungkap Alasan Millen Cyrus Dijebloskan ke Sel Pria, Karena Sesuai KTP

Namun, banyak orang yang tidak menyadari bahwa mengonsumsi kacang mete dalam bentuk tertentu bisa berbahaya, karena mengandung racun yang disebut urushiol.

Dilansir Pikiran Rakyat dari laman healthline.com, berikut ini beberapa bahasan mengenai racun yang terdapat di dalam kacang mete.

Sebenarnya apa yang membuat kacang mete tersebut beracun dan bagaimana menikmati kacang ini tanpa resiko keracunan?

Baca Juga: Ngaku Nggak Ada Pemasukan saat Pandemi Covid-19, Indra Bekti Nyaris Jual Mobil

Kacang mete tumbuh di pohon jambu mete. Karenanya, mereka diklasifikasikan sebagai sejenis kacang pohon.

Pohon jambu mete dewasa tumbuh buah berbiji merah atau kuning berbentuk buah pir yang disebut jambu mete. Kacang mete sendiri tumbuh di dalam cangkang abu-abu di ujung buah tersebut.

Kacang mete yang masih dalam cangkangnya dikeluarkan dari ujung buah dan dapat dijemur di bawah sinar matahari, tergantung pada proses pabriknya.

Baca Juga: Bappeda Gelar Rakor, Bupati Sumedang Ungkap Kunci Sukses Wujudkan Kabupaten Sehat

Dalam hal ini, kacang mete yang masih mentah tidak dijual karena beresiko terkena urushiol. Racun didalam kacang mete disebut urushiol.

Urushiol merupakan zat yang ditemukan di semua anggota keluarga pohon Anacardiaceae, yang meliputi kacang mete, mangga, paprika dan lain-lain.

Urushiol berada di semua bagian tanaman, termasuk akar, batang, dan daun.

Baca Juga: Rilis Musik Video 90's Love, NCT U Langsung Trending di Twitter

Urushiol juga cenderung menempel di minyak di antara cangkang mete dan kacang di dalamnya.

Urushiol biasanya menyebabkan dermatitis kontak alergi, dan ruam pada kulit.

Ruam kulit akibat urushiol muncul sebagai benjolan atau bercak pada kulit yang gatal, meradang, dan mungkin mengeluarkan sekresi.

Baca Juga: Yoghurt dan Es Krim, Manakah yang Lebih Sehat?

Dalam hal ini urushiol bahkan berpotensi menyebabkan sensasi terbakar yang intens atau pembengkakan lokal pada kulit.

Sebuah laporan tahun 1982 dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit menguraikan bagaimana 7.500 kantong kacang mete yang mengandung residu urushiol dapat menyebabkan ruam pada kulit manusia.

Dalam penelitian hewan, ekstrak kulit kacang mete diumpankan ke tikus dalam jumlah yang bervariasi.

Baca Juga: Mudah Didapat, 6 Bahan Alami untuk Merawat dan Menumbuhkan Rambut

Hal tersebut menimbulkan berbagai gejala, termasuk menjilati, menggaruk, gemetar, meningkatkan kepekaan nyeri, sekresi lendir, perilaku pasif, dan bahkan kematian.

Jenis dan tingkat reaksinya mungkin tergantung pada seberapa banyak anda terpapar urushiol dan apakah anda mengonsumsinya atau mungkin melakukan kontak langsung pada kulit.***

Editor: Linda Rahmadanti

Sumber: healthline


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x