Pentingnya Memantau Denyut Nadi Saat Berolahraga untuk Mencegah Serangan Jantung Mendadak

- 14 Mei 2024, 22:05 WIB
Ilustarsi Nadi
Ilustarsi Nadi /FOTO: Pixabay/GDJ

SUMEDANG BAGUS - Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah lulusan Universitas Indonesia, dr. Teuku Istia Muda Perdan Sp J.P FIHA, menekankan pentingnya memantau denyut nadi saat berolahraga untuk mencegah serangan jantung mendadak. Dalam diskusi kesehatan jantung yang diikuti secara daring dari Jakarta pada Selasa, dr. Teuku yang biasa disapa Dani, menjelaskan bahwa indikator utama untuk mencegah serangan jantung bukanlah rasa lelah, melainkan denyut jantung maksimal.

“Jadi bukan dari rasa lelah, keringat banyak, nafas ngos-ngosan tapi dari detak jantung maksimal, itu harus tahu sebelum melakukan olahraga yang cukup berat,” ujar Dani. Menurut Asosiasi Jantung Amerika, denyut jantung maksimal dapat dihitung dengan rumus 220 dikurangi usia saat ini.

Dani menjelaskan bahwa detak jantung yang ideal selama olahraga dibagi menjadi dua kategori. Untuk olahraga dengan intensitas sedang, denyut jantung harus berada di antara 50-70 persen dari denyut jantung maksimal. Sementara untuk olahraga dengan intensitas tinggi, denyut jantung harus berada di kisaran 70-85 persen dari denyut jantung maksimal. “Dianjurkan tidak melewati zona tersebut, pelan-pelan ditingkatkan baru bisa memperoleh kebugaran fisik tanpa faktor risiko kematian jantung, ini berlaku saat warming up dan cooling down,” jelasnya.

Untuk menghindari kematian mendadak akibat serangan jantung, Dani juga menyarankan untuk melakukan pemanasan sebelum berolahraga dan menghitung denyut nadi secara berkala. Cara mengukur denyut nadi adalah dengan meletakkan dua jari di pergelangan tangan atau leher selama 15 detik, lalu mengalikannya dengan 4 untuk mendapatkan denyut per menit. Alat pengukur detak jantung juga sangat berguna untuk menyesuaikan intensitas olahraga yang aman.

Dani juga menekankan pentingnya melakukan tes bicara sebagai indikator sederhana. “Jika sudah tidak bisa berbicara dengan kata-kata yang jelas, artinya olahraga sudah mencapai intensitas maksimal dan harus berhenti,” tambahnya.

Untuk mereka yang memiliki riwayat penyakit jantung, Dani memberikan beberapa kiat untuk berolahraga dengan aman. Ia menyarankan untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan, terutama jantung, serta menerapkan pola latihan yang teratur dan terukur. “Istirahat dan tidur yang cukup, makan makanan sehat, serta kelola stres adalah kunci penting lainnya,” ujarnya.

Selain itu, Dani mengingatkan agar tidak mengabaikan tanda-tanda masalah jantung. “Jika memiliki masalah jantung, bawa obat yang rutin dikonsumsi dan pakai tanda pengenal agar orang sekitar tahu masalah kesehatan Anda. Konsultasikan dengan dokter jika ingin ikut kegiatan olahraga,” tutup Dani.

Dengan memahami dan mempraktikkan langkah-langkah ini, diharapkan risiko serangan jantung mendadak saat berolahraga dapat diminimalisir, sehingga masyarakat dapat berolahraga dengan aman dan sehat.***

Editor: Helmi Surya

Sumber: antaranews.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah