Dosen Unpad Kembangkan Vaksin Penyakit Gumboro

- 8 Mei 2024, 21:14 WIB
Dosen Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran Ari Hardianto, yang mengembangkan vaksin penyakit gumboro
Dosen Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran Ari Hardianto, yang mengembangkan vaksin penyakit gumboro /Humas Unpad

SUMEDANG BAGUS -- Hewan dapat menjadi salah satu sumber penyakit yang dapat menginfeksi manusia. Hal tersebut diungkapkan Dosen Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran Ari Hardianto, Ph.D. Hipotesis itu pun menjadi salah satu pemicu Ari dan tim untuk mengembangkan vaksin penyakit gumboro pada ayam yang memiliki konsep One Health Vaccinology.

 “Jadi artinya jika kita ingin menciptakan kesehatan manusia secara menyeluruh, kita juga harus memperhatikan kesehatan hewan, lingkungan, dan pada akhirnya akan menciptakan kesehatan manusia secara utuh,” ujar Ari baru-baru ini.

Baca Juga: 128 Kecamatan di Jabar Belum Punya Sekolah Negeri, Ini Solusi dari Dinas Pendidikan

Ari menjelaskan, penyakit gumboro dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh pada ayam dan menyebabkan ayam lebih mudah mati ketika diserang penyakit lain. Pada umumnya penyakit tersebut akan menyerang ayam yang baru menetas, sehingga menyebabkan kerugian yang cukup besar bagi para peternak.

Penelitian vaksin yang bekerja sama dengan PT Tekad Mandiri Citra tersebut sudah dimulai sejak tahun 2019. Kandidat vaksin gumboro yang sedang dikembangkan adalah vaksin berbasis protein rekombinan.

Teknik vaksin protein rekombinan dipilih karena memiliki tingkat efektivas yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan teknik lainnya, seperti dengan melemahkan atau mematikan virus pada vaksin. Pengembangan vaksin dengan teknik tersebut juga dapat disesuaikan dengan karakteristik virus yang ada di Indonesia.

“Kalau dimatikan, maka menambahkan bahan kimia tertentu yang mengubah karakteristik dari virus tersebut. Sementara vaksin itu akan membangkitkan respon kekebalan tubuh yang spesifik. Ketika (karakteristik virus) berubah, maka akan spesifik mengenali yang berubah tadi, sehingga ketika bertemu dengan virus aslinya bisa jadi tidak akan terlalu efektif hingga efikasinya akan berkurang,” kata Ari.

Lebih lanjut Ari menjelaskan melalui program Matching Fund pada tahun 2023, pengembangan vaksin gumboro sedang dalam proses pengujian kandidat vaksin yang dilakukan oleh Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan (BBPMSOH). Ari juga menyampaikan harapannya agar proses pengujian kandidat vaksin ini segera mendapatkan hasil yang baik hingga berbuah sebagai produk vaksin yang memberikan banyak manfaat.

“Tentunya jika kita punya keinginan kuat, kita berkarya, kita punya keinginan yang kuat untuk mewujudkan keinginan tersebut dan juga sudah banyak contohnya di Indonesia bisa mewujudkannya,” harapnya.***

Editor: B. Hartati

Sumber: Unpad.ac.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah