Guru Besar Unpad Kaji Tanaman Qusth Al-Hindi untuk Obat Anti Peradangan atau Inflamasi

- 9 Maret 2024, 13:10 WIB
Penelitian Guru Besar Unpad tentang tanaman Qusth Al-Hindi
Penelitian Guru Besar Unpad tentang tanaman Qusth Al-Hindi /unpad.ac.id

SUMEDANG BAGUS -- Kemampuan alami tubuh kita dalam menangani inflamasi atau peradangan dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman. Bahkan, kemampuan alami tubuh kita dapat meningkatkan status keparahan penyakit yang diderita. Hal tersebut diungkapkan Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran Prof. Ida Musfiroh. Oleh karena itu, menurut Prof. Ida, dibutuhkan satu pengobatan yang dapat memanfaatkan sumber daya alam serta aman digunakan untuk menangani peradangan.

Prof. Ida mengungkapkan, tanaman Qusth Al-Hindi (Saussurea lappa) yang tumbuh di dataran tinggi pegunungan Himalaya memiliki potensi digunakan sebagai antiradang. Berdasarkan tinjauan fitokimia, Qusth Al-Hindi mengandung golongan senyawa terpene, yaitu costunolide, dihydrocostunolide, dihydrocastus lactone, dehydrocostus lactone, yang sudah terbukti memiliki efek farmakologi sebagai antiinflamasi. Di dalam tanaman tersebut juga terkandung golongan senyawa anthraquinone, alkaloid, dan flavonoid.

Baca Juga: Pakar Unpad Meneliti Infeksi Penyakit dengan Model Matematika

“Memang kita sulit untuk menemui tanaman ini di Indonesia. Namun, keterbatasan ini nanti akan menjadi peluang kita untuk melakukan pengembangan riset dan seterusnya,” kata Prof. Ida dalam Satu Jam Berbincang Ilmu (Sajabi) “Potensi Qusth Al-Hindi sebagai Antiradang” yang diselenggarakan Dewan Profesor Unpad secara daring, beberapa waktu lalu.

Prof. Ida mengatakan, senyawa costunolide dapat mencegah peradangan karena senyawa tersebut dapat menghambat atau menetralkan radikal bebas yang menyebabkan peradangan. “Proses stres oksidatif yang disebabkan oleh radikal bebas dapat berkontribusi terhadap peradangan dan berbagai penyakit kronis,” ujar Prof. Ida.

Prof. Ida dan tim peneliti telah mengeksplorasi dan mengembangkan aktivitas antiradang pada tanaman Qusth Al-Hindi. Pengembangan tersebut dilakukan berdasarkan pada mekanisme penghambatan enzim penginduksi inflamasi.

Penelitian dilakukan melalui pendekatan studi in silico yang memvisualisasikan interaksi senyawa yang terkandung dalam tanaman serta enzim yang berperan dalam pembentukan inflamasi. Selanjutnya dilakukan juga penapisan fitokimia untuk mengetahui senyawa lainnya yang dapat menjadi antiradang.

“Di dalamnya terdapat dua senyawa utama, yaitu Costic Acid dan Costunolide. Memiliki potensi dalam penghambatan enzim yang menyebabkan inflamasi, COX-2 dan iNOS,” jelas Prof. Ida.

Penelitian dilanjutkan dengan studi in vitro dengan melakukan uji aktivitas berdasarkan stabilitas membran sel darah merah yang diinduksi larutan hiposalin. Setelah itu dilakukan juga studi in vivo untuk menguji aktivitas ekstrak tanaman Qusth Al-Hindi pada peradangan. “Ekstraknya juga diuji secara in vivo dapat menurunkan inflamasi pada dosis 250mg/kg BB mencapai 66,04%,” ungkapnya.

Halaman:

Editor: B. Hartati

Sumber: Unpad.ac.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x