Network
SUMEDANG BAGUS -- Aksi pemboikotan atau "Cancel Culture" tak jarang terjadi di Indonesia. Seperti yang terjadi baru-baru ini, yaitu aksi pemboikotan produk suatu negara yang didukung oleh fatwa MUI.
Aksi pemboikotan memang seringkali dilakukan terhadap figur publik yang tersandung masalah. Tapi, aksi tersebut menuai pro kontra di masyarakat.
Baca Juga: Lima Mahasiswa Unpad Kembangkan Riset Pengobatan Luka Baring
Resah melihat maraknya kasus pemboikotan di tanah air, sekelompok mahasiswa Universitas Padjadjaran meneliti "cancel culture". Penelitian tersebut dilakukan 4 mahasiswa program studi Sastra Indonesia yaitu Tsanaa Mahara Haq, Afanin Hazimah, Astari Kanz Zharifah, dan Aura Zahradiva P.
Keempat mahasiswa tersebut melakukan penelitian dibimbing oleh dosen pendamping Nani Darmayanti Ph.D. Penelitian tersebut diberi judul “Counter Wacana Cancel Culture dengan Menggunakan Pandangan Islam: Analisis Wacana Kritis dalam Media Sosial Twitter”.
”Penelitian kami mengenai budaya cancel culture yang tengah marak di media sosial. Tentunya, kami meneliti data-data yang telah ditemukan di media sosial, khususnya Twitter (X),” ujar Aura.
Melalui riset yang dilakukan, tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Sosial Humaniora tersebut berhasil lolos ke ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-36, yang akan diselenggarakan pada 26 November-31 Desember mendatang.
Aura menjelaskan, data-data yang mereka temukan kemudian diklasifikasi dan diolah menggunakan metode analisis wacana kritis model Norman Fairclough. Selanjutnya, data-data yang telah diolah tersebut di-counter dengan menggunakan pandangan Islam.
“Penelitian ini memiliki relevansi yang cukup tinggi dengan keadaan pada masa lalu, sekarang, bahkan masa depan,” kata Aura.
