Sejarah Hari Ini: 25 Februari, Muhammad Ali Mengalahkan Juara Tinju Kelas Berat Dunia Sonny Liston

- 25 Februari 2021, 16:19 WIB
Muhammad Ali merebut gelar juara dunia kelas berat untuk pertama kali pada 25 Februari 1964
Muhammad Ali merebut gelar juara dunia kelas berat untuk pertama kali pada 25 Februari 1964 /commons.wikimedia.org/

PR SUMEDANG - Pada 25 Februari 1964, Cassius Clay yang sekarang dikenal dengan nama muhammad ali, berhasil mengejutkan para pesaingnya dengan mengalahkan juara tinju kelas berat dunia yakni Sonny Liston.

25 Februari 1964 menjadi tanggal bersejarah bagi kemenangan muhammad ali atas kemenangan dari Sonny Liston yang dia kalahkan dalam teknik knockout ronde ketujuh.

muhammad ali yang ssat itu masih berusia 22 tahun pada tanggal 25 Februari 1964, mengalahkan Sonny Liston yang notabene petinju paling ditakuti, pasalnya Liston dua kali mengalahkan mantan juara Floyd Patterson dalam satu putaran.

Baca Juga: Drama Korea Mouse Rilis Maret 2021, Nantikan Aksi Lee Seung Gi yang Bikin Berdebar

Namun, Muhammad Ali yakin bahwa ia bisa mengalahkan Sonny Liston, bahkan dirinya membual sebelum bertanding bahwa ia akan 'melayang seperti kupu-kupu, menyengat seperti lebah'.

Alhasil, perkataan Muhammad Ali itu ternyata bukan bualan semata, pada akhirnya ia bisa mengalahkan dan melumpuhkan Sonny Liston di ronde kedelapan.

Muhammad Ali muda membutuhkan lebih sedikit waktu untuk memenuhi klaimnya atas kemenangan Sonny Liston, yang mengeluh bahunya terluka, dirinya gagal menjawab bel ronde ketujuh.

Baca Juga: Drama Korea Dear. M Tunda Penayangan Perdana, Simak Alasannya Berikut Ini

Beberapa saat kemudian, juara kelas berat itu baru diumumkan, bahwa Muhammad Ali dinyatakan menang atas Sonny Liston.

Muhammad Ali terlahir bernama Cassius Marcellus Clay Jr., lahir di Louisville, Kentucky, pada tahun 1942.

Muhammad Ali mulai bertinju ketika berusia 12 tahun dan pada usia 18 tahun telah mengumpulkan rekor lebih dari 100 kemenangan dalam kompetisi amatir.

Baca Juga: CL eks 2NE1 akan Rilis Lagu Baru yang Didedikasikan untuk Mendiang sang Ibu

Pada tahun 1959, Muhammad Ali memenangkan gelar kelas berat Sarung Tangan Emas Internasional dan pada tahun 1960 memenangi medali emas dalam kategori kelas berat ringan di Olimpiade Musim Panas di Roma.

Muhammad Ali menjadi profesional setelah Olimpiade dan tidak terkalahkan dalam 19 pertandingan pertamanya, memberinya hak untuk menantang Sonny Liston, yang mengalahkan Floyd Patterson pada tahun 1962 untuk memenangkan gelar kelas berat.

Pada 25 Februari 1964, 8.300 penonton berkumpul di arena Convention Hall di Miami Beach untuk melihat apakah Mauhammad Ali muda, yang dijuluki 'Louisville Lip' dapat mengalahkan juara kelas berat Sonny Liston.

Baca Juga: Jadwal Acara TV Trans 7 Hari Ini, Kamis, 25 Februari 2021, Ada Lambe Tujuh hingga Indonesia Giveaway

Muhammad Ali yang saat itu dilabeli 'underdog' membuktikan tidak ada bualan akan dirinya, dan dia mundur dari ayunan kuat Liston sambil memberikan pukulan cepat ke arah kepala Liston.

Liston terluka di bahunya pada ronde pertama, melukai beberapa otot saat dia mengayunkan dan meleset dari target yang sulit ditangkapnya.

Pada saat dia memutuskan untuk menghentikan pertarungan antara ronde keenam dan ketujuh, dia dan Muhammad Ali muda hampir sama dalam hal poin.

Baca Juga: Lirik Lagu PIXY - Wings Lengkap dengan Terjemahan Bahasa Indonesia

Beberapa berspekulasi bahwa Liston memalsukan cedera dan melakukan pertarungan, tetapi tidak ada bukti nyata, seperti perubahan signifikan dalam peluang 'jual beli' tonjokan untuk mendukung klaim ini.

Untuk merayakan kemenangan gelar kelas berat dunia, Muhammad Ali pergi ke pesta pribadi di sebuah hotel Miami yang dihadiri oleh temannya, Malcolm X, seorang pemimpin vokal dari kelompok Muslim Afrika Amerika yang dikenal sebagai Nation of Islam.

Dua hari kemudian, Muhammad Ali yang jauh lebih terkendali mengumumkan bahwa dia bergabung dengan Nation of Islam dan mempertahankan konsep organisasi tentang segregasi rasial sambil berbicara tentang pentingnya agama Muslim dalam hidupnya.

Baca Juga: Lirik Lagu PIXY - Wings Lengkap dengan Terjemahan Bahasa Indonesia

Setelahnya, Muhammad Ali yang merupakan keturunan dari orang yang sebelumnya diperbudak, menolak nama yang awalnya diberikan kepada keluarganya oleh pemilik orang yang diperbudak.

Dan sejak saat itu Cassius Marcellus Clay Jr. mengubah namanya menjadi Muhammad Ali.

Muhammad Ali akan terus menjadi salah satu tokoh olahraga terbesar abad ke-20, karena pengaruh sosial dan politiknya serta kehebatannya dalam olahraga tinju.***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x