Sejarah Hari Ini: 21 Februari 1965, Malcolm X Dibunuh oleh Sesama Muslim Kulit Hitam

- 21 Februari 2021, 16:07 WIB
Ilustrasi orang kulit hitam
Ilustrasi orang kulit hitam /pexels.com/@daniel-holback-895929


PR SUMEDANG
 - Pada 21 Februari 1965, tepatnya di New York City, Malcolm X, seorang nasionalis Afrika-Amerika sekaligus pemuka agama Islam, dibunuh oleh Muslim kulit hitam lainnya saat berpidato di Organization of Afro-American Unity di Audubon Ballroom, Washington Heights.

Berkaitan dengan 21 Februari, Malcolm Little lahir di Omaha, Nebraska, pada tahun 1925, Malcolm X adalah putra dari James Earl Little, seorang pendeta baptis yang yang mengadvokasi gagasan nasionalisme kulit hitam dari Marcus Garvey.

Masih berkaitan dengan 21 Februari, ancaman dari Ku Klux Klan (kelompok rasis kulit putih) memaksa keluarga Malcolm X untuk pindah ke Lansing, Michigan, di mana ayahnya terus melanjutkan khotbah-khotbah yang kontroversial meskipun terus diancam.

Baca Juga: Lama Bungkam Atas Tuduhan Perselingkuhan dengan Nissa Sabyan, Ayus Akui Khilaf

Pada tahun 1931, ayah Malcolm X dibunuh oleh Black Legion supremasi kulit putih, dan otoritas Michigan menolak untuk menuntut mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut.

Pada tahun 1937, Malcolm X diambil dari keluarganya oleh pekerja sosial kesejahteraan.

Pada saat Malcolm X mencapai usia sekolah menengah, dia putus sekolah dan pindah ke Boston, di mana dia semakin terlibat dalam kegiatan kriminal.

Pada tahun 1946, di usianya yang ke-21 tahun, Malcolm X dikirim ke penjara atas tuduhan pencurian.

Baca Juga: Lewat Video, Adik Ayus Pergoki Perselingkuhan Kakaknya dengan Nissa Sabyan

Di sanalah Malcolm X menemukan ajaran Elia Muhammad, pemimpin Nation of Islam, yang anggotanya dikenal sebagai Muslim Hitam.

The Nation of Islam menganjurkan nasionalisme kulit hitam dan separatisme rasial dan mengutuk orang Amerika keturunan Eropa sebagai 'setan' yang tidak bermoral.

Ajaran Elia Muhammad berpengaruh kuat pada Malcolm X, yang memasuki program pendidikan mandiri yang intens.

Dan sejak saat itulah nama belakang 'X' disematkan pada nama Malcolm untuk melambangkan identitas Afrika yang telah 'dicuri'.

Baca Juga: Ulang Tahun Hari Ini, Solar MAMAMOO Menciptakan Lagu Untuk Para Penggemarnya

Setelah enam tahun ditahan, Malcolm X dibebaskan dari penjara dan menjadi menteri Nation of Islam yang setia dan efektif di Harlem, New York.

Berbeda dengan para pemimpin hak-hak sipil seperti Martin Luther King, Jr., Malcolm X menganjurkan pembelaan diri dan pembebasan orang Afrika-Amerika dengan cara apa pun yang diperlukan.

Malcolm X dikenal sebagai seorang orator yang berapi-api, dirinya dikagumi oleh komunitas Afrika-Amerika di New York serta seluruh negeri.

Pada awal 1960-an, Malcolm X mulai mengembangkan filosofi yang lebih blak-blakan daripada filosofi yang diajarkan Elia Muhammad, yang dia rasa tidak cukup mendukung gerakan hak-hak sipil.

Baca Juga: Via Vallen Menjadi Pengisi Lagu Film Animasi Terbaru Disney 'Raya and The Last Dragon'

Pada akhir 1963, Malcolm X menyebut bahwa pembunuhan Presiden John F. Kennedy adalah masalah 'ayam yang pulang untuk bertengger' membuat Elijah Muhammad percaya bahwa Malcolm X kini telah menjadi terlalu kuat, ia pun menskors Malcolm X dari Nation of Islam.

Beberapa bulan kemudian, Malcolm X secara resmi meninggalkan organisasi tersebut dan melakukan ibadah pergi haji ke Mekah.

Di sana, Malcolm X sangat terpengaruh oleh sedikitnya perselisihan rasial di antara Muslim ortodoks.

Baca Juga: Lirik Lagu Padamu Luka - Arsy Widianto (Trending YouTube dengan Pemeran Tiara Andini)

Malcolm X lalu kembali ke Amerika sebagai El-Hajj Malik El-Shabazz dan pada bulan Juni 1964 mendirikan Organisasi Persatuan Afro-Amerika, dan menyatakan bahwa rasisme, bukan ras kulit putih, adalah musuh terbesar orang Afrika-Amerika.

Gerakan baru Malcolm X itu terus mendapatkan pengikut, dan filosofi yang lebih moderat menjadi semakin berpengaruh dalam gerakan hak-hak sipil, terutama di antara para pemimpin Komite Koordinasi Non-Kekerasan Mahasiswa.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: history.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah