Sejarah Hari Ini: 20 Februari 1939, Perayaan Kebangkitan Nazi di Madison Square Garden

- 20 Februari 2021, 14:35 WIB
Adolf Hitler memberikan salam Nazi.
Adolf Hitler memberikan salam Nazi. /Foto: Jewish Virtual Library/

PR SUMEDANG - Pada 20 Februari 1939, tepatnya enam setengah bulan sebelum Adolf Hitler (Ketua partai Nazi) menginvasi Polandia, bangunan Madison Square Garden di Kota New York dijadikan tempat rapat umum untuk merayakan kebangkitan Nazisme di Jerman.

Di dalam bangunan Madison Square Garden tersebut pada 20 Februari, lebih dari 20.000 peserta memberikan hormat Nazi ke arah potret George Washington setinggi 9 meter yang diapit oleh swastika (simbol partai Nazi).

Di luar bangunan Madison Square Garden pada 20 Februari 1939, polisi dan sekira 100.000 pengunjuk rasa berkumpul.

Baca Juga: Jangan Lupa Cetak Kartu Peserta, Simak Syarat Pendaftaran SNMPTN 2021 Tutup Beberapa Hari Lagi

Organisasi di balik acara 20 Februari 1939 itu menamai diri mereka sebagai 'Pro American Rally' atau 'Bund Jerman Amerika' (Bund adalah bahasa Jerman untuk federasi).

Organisasi anti-semitisme itu mengadakan kamp musim panas Nazi untuk pemuda dan keluarga mereka selama tahun 1930-an.

Anggota pemuda Bund hadir malam itu, begitu pula Ordnungsdienst, atau OD, pasukan polisi yang dikenal suka main hakim sendiri, kelompok yang selalu berpakaian ala perwira SS Hitler.

Baca Juga: Jadwal Acara SCTV Hari Ini Sabtu 20 Februari 2021, Jam Tayang Buku Harian Seorang Istri hingga Samudra Cinta

Spanduk di rapat umum yang diadakan di Madison Square Garden memiliki pesan seperti 'Hentikan Dominasi Orang Yahudi terhadap Orang Kristen Amerika' dan 'Bangun Amerika. Hancurkan Komunisme Yahudi'

Ketika pemimpin nasional Bund, Fritz Kuhn, memberikan pidato penutupnya, dia menyebut Presiden Franklin Delano Roosevelt sebagai 'Rosenfield', dan Jaksa Wilayah Manhattan Thomas Dewey sebagai 'Thomas Jewey'.

“Kami, dengan cita-cita Amerika, menuntut agar pemerintah kami dikembalikan kepada rakyat Amerika yang mendirikannya,” kata Fritz Kuhn, seorang warga Amerika naturalisasi yang kehilangan kewarganegaraannya selama Perang Dunia II.

“Jika anda bertanya apa yang secara aktif kami perjuangkan berdasarkan piagam kami: Pertama, Amerika Serikat yang adil secara sosial, berkulit putih, dan diperintah oleh orang bukan Yahudi," seru Fritz Kuhn.

"Kedua, serikat pekerja yang dikendalikan oleh non-Yahudi, bebas dari dominasi Yahudi yang diarahkan oleh Moskow,” tambahnya.

Baca Juga: BTS, BLACKPINK, NCT, hingga EXO, Berikut Peringkat 30 Besar Reputasi Brand Idol Grup Februari 2021

Tak lama kemudian, pidato Fritz Kuhn itu disela oleh seorang pria Yahudi-Amerika bernama Isadore Greenbaum yang naik panggung untuk menunjukkan protesnya.

Polisi dan pasukan Ordnungsdienst dengan cepat menangkap Isadore Greenbaum, dan terus memukulinya di atas panggung.

Penonton bersorak saat mereka melemparkan Isadore Greenbaum dari atas panggung, serta menurunkan celana dalamnya.

Polisi mendakwa Isadore Greenbaum dengan perilaku tidak tertib dan memberinya denda $25, sekira $450 dalam dolar 2020 atau sekira Rp6,4 juta.

Baca Juga: Choi Yoo Hwa Muncul di Drakor River Where the Moon Rises Sebagai Hae Mo Yong di Episode Mendatang

Pada saat rapat umum berlangsung, Adolf Hitler diketahui sedang menyelesaikan kamp konsentrasi keenamnya.

Terkait hal itu, pengunjuk rasa yang sebagian besar dari Yahudi-Amerika, meminta perhatian pada fakta bahwa apa yang terjadi di Jerman dapat terjadi juga di Amerika Serikat.

"Jangan menunggu kamp konsentrasi. Bertindaklah sekarang!," tulis para pengunjuk rasa di selebaran kertas sebagai bentuk protes mereka.

Tak hanya itu, orang-orang berunjuk rasa juga menunjukkan aksi protes mereka dengan mengumpulkan tanda dengan lengkap dengan pesan seperti 'Hancurkan Anti-Semitisme' dan 'Beri saya masker gas, saya tidak tahan dengan bau Nazi'.

Baca Juga: Suga BTS Ceritakan Seperti Apa Rehabilitasi yang Dijalaninya Usai Operasi Bahu

Dalam beberapa kasus, polisi menanggapi para pengunjuk rasa dengan serangan kekerasan.

Dalam satu contoh, seorang pengunjuk rasa melarikan diri dari petugas polisi berkuda yang menangkapnya dengan meninju wajah kudanya.

Ketika unjuk rasa bubar malam itu, beberapa pengunjuk rasa berhasil menyelinap dari kumpulan polisi yang sedang bertugas dan lantas memberontak dengan meninju wajah Nazi.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: history.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah