Kontroversi Membayangi Rencana Pembangunan Pabrik Kaca di Rempang Eco City

- 24 September 2023, 16:55 WIB
Terkait polemik relokasi warga di Pulau Rempang Badan Pengusahaan Batam akan menambah lahan relokasi baru untuk warga yang terdampak pengembangan proyek Rempang Eco-City.
Terkait polemik relokasi warga di Pulau Rempang Badan Pengusahaan Batam akan menambah lahan relokasi baru untuk warga yang terdampak pengembangan proyek Rempang Eco-City. /FOTO: Pikiran rakyat.com

SUMEDANG BAGUS -  Sebuah polemik yang memicu ketegangan antara pemerintah dan warga Pulau Rempang mencuat akibat rencana pembangunan pabrik kaca yang akan dilakukan oleh perusahaan bernama Xinyi. Proyek ini dijadwalkan akan berlokasi di kawasan Rempang Eco City, sebuah proyek besar yang mengundang perdebatan panas di komunitas tersebut.

Rempang Eco City, yang dianggap sebagai bagian dari Program Strategis Nasional berdasarkan Permenko Bidang Perekonomian RI Nomor 7 Tahun 2023, direncanakan menjadi kawasan industri dan wisata yang potensial dengan potensi investasi mencapai Rp381 triliun hingga tahun 2080 mendatang.

Namun, rencana ini menjadi kontroversial karena para warga yang tinggal di kawasan yang akan terdampak pembangunan Rempang Eco City menolak keras untuk direlokasi. Mereka merasa bahwa mereka adalah pemukim asli Pulau Rempang dan tidak ingin meninggalkan tanah leluhur mereka.

Baca Juga: Peti Mati Bos Kartel Narkoba Ekuador Dipenuhi Senjata Api Agar Siap Hadapi Siksa Kubur

Bentrokan pun tidak terhindarkan ketika warga mulai menghadapi aparat pemerintah yang mendukung proyek ini. Kekhawatiran atas dampak lingkungan dan perubahan sosial juga turut memicu ketegangan antara kedua belah pihak.

Xinyi, perusahaan di balik proyek pabrik kaca ini, belum memberikan pernyataan resmi terkait kontroversi ini. Sejumlah pihak mengharapkan bahwa ada upaya komunikasi lebih lanjut antara perusahaan, pemerintah, dan warga untuk mencari solusi yang memuaskan semua pihak.

Sementara para pemangku kebijakan dan pengembang proyek Rempang Eco City meyakinkan bahwa proyek ini akan memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi daerah tersebut, tentu saja, masalah ini belum selesai. Konflik antara kepentingan ekonomi dan hak-hak warga setempat masih menjadi isu yang harus diselesaikan, dan waktulah yang akan menentukan arah yang akan diambil oleh proyek kontroversial ini.***

Editor: Helmi Surya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah