Network
SUMEDANG BAGUS -- Peristiwa longsor yang terjadi di Kampung Cigintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat pada Minggy 24 Maret 2024, telah mengakibatkan 10 orang warga hilang dan sebagian besar ditemukan dalam keadaan meninggal. Selain itu, akibat kejadian tersebut,4 warga terluka berat, 33 luka ringan, 436 jiwa mengungsi, 30 rumah rusak, serta 2 masjid dan 2 madrasah pun rusak.
Berdasarkan analisis Badan Geologi Kementerian ESDM, material lereng di lokasi longsor tersusun atas breksi tufaan, lava, batupasir dan konglomerat. Gerakan tanah tersebut dipicu oleh curah hujan yang tinggi selama 4 jam.
Baca Juga: Tiga Korban Longsor di Cipongkor Ditemukan, Pemprov Jabar Pertimbangkan Relokasi Warga
"Faktor pengontrol yaitu kelerengan yang curam, tanah pelapukan yang tebal berasal dari Breksi Vulkanik. Gerakan tanah ini dipicu oleh curah hujan yang tinggi (4 jam tampa henti sebesar 60mm/jam," tutur Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid.
Wafid pun menyatakan, longsor tersebut terjadi akibat gerakan tanah bertipe longsoran yang berkembang menjadi aliran bahan rombakan. Lokasi berada pada zona kerentanan ferakan tanah tinggi yang berarti yang dapat diartikan bahwa daerah yang mempunyai tingkat kerentanan tinggi untuk terkena gerakan tanah.
"Pada zona ini sering terjadi gerakan tanah, sedangkan gerakan tanah lama dan gerakan tanah baru masih aktif bergerak, akibat curah hujan yang tinggi dan erosi kuat. Sebesar 30% kandidat lokasi perumahan ini juga termasuk kedalam zona aliran bahan rombakan," ujar Muhammad Wafid.
Berdasarkan kajian awal tim dari Badan Geologi Kementerian ESDM, lokasi banjir bandang dan longsor tepat berada pada bidang Sesar yang berarah timur laut barat daya. Lokasi tersebut tepatnya ada "dipping" ke arah tenggara sebesar 45-67°.***
