SUMEDANG BAGUS - Negara Jepang diambang masalah berkurangnya populasi penduduk. Para ahli mengatakan beban pajak dan sistem jaminan sosial akan bertambah karena penurunan angka kelahiran serta banyaknya penduduk lansia.
Populasi Jepang yang berjumlah 128 juta akan menyusut sepertiganya dan penduduk berusia di atas 65 tahun akan berjumlah 40% pada tahun 2060. Hal itu menjadi beban yang terus meningkat pada populasi usia kerja untuk mendukung sistem jaminan sosial dan pajak negara.
Angka-angka baru yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Jepang juga menunjukkan bahwa tenaga kerja nasional yang berusia antara 15 dan 65 tahun akan menyusut menjadi sekitar setengah dari total populasi.
Baca Juga: Terpilih Kembali Menjadi Ketua POBSI Jabar, Rudi Kadarisman Siap Bawa Jabar Hattrick PON
Perkiraan tingkat kesuburan atau perkiraan jumlah anak yang lahir per wanita sepanjang hidup mereka ditetapkan sebesar 1,35 untuk tahun 2060, turun dari 1,39 pada tahun 2010 dan itu jauh di bawah tingkat yang diperlukan untuk menjaga populasi negara agar tidak menurun.
Pada saat yang sama, orang Jepang memiliki harapan hidup yang lebih lama. Harapan hidup rata-rata untuk tahun 2060 diperkirakan 90,93 untuk wanita, naik dari 86,39 pada tahun 2010, dan 84,19 untuk pria, naik dari 79,64.
Institut penelitian kependudukan dan jaminan sosial nasional, yang menghasilkan perkiraan tersebut, mengatakan Jepang adalah negara dengan penuaan tercepat di dunia, dan dengan angka kelahirannya termasuk yang terendah, penurunan populasinya akan menjadi salah satu yang paling tajam secara global dalam beberapa dekade mendatang.
Baca Juga: Ingin Kuliah di Unpad, Ini Jalur Masuknya