PR SUMEDANG - Pada tanggal 2 Maret 1978 tercatat satu kasus pencurian mayat paling terkenal dalam sejarah hari ini, dua pria dilaporkan mencuri mayat aktor film Charlie Chaplin dari sebuah pemakaman di desa Corsier-sur-Vevey di Swiss.
Kasus pencurian mayat Charlie Chaplin pada tanggal 2 Maret 1978 itu lebih tepatnya berlokasi di perbukitan di atas Danau Jenewa, dekat Lausanne, Swiss.
Sebelum terjadinya pencurian mayat Charlie Chaplin pada 2 Maret 1978, semasa hidupnya, Chaplin dikenal sebagai seorang komedian, sutradara film, dan komposer dari Inggris yang terkenal pada era film bisu.
Baca Juga: Jadwal Acara TV Trans 7 Hari Ini Selasa, 2 Maret 2021, Saksikan Aksi Jejak Petualang hingga Opera Van Java
Charlie Chaplin semakin terkenal dengan alter egonya, 'The Little Tramp', dan dianggap sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah industri film.
Chaplin juga seorang pembuat film yang dihormati yang karirnya menjangkau era film bisu Hollywood di akhir 1920-an.
Chaplin meninggal pada Hari Natal tahun 1977, pada usia 88 tahun.
Baca Juga: Berkat Lagu Dynamite, BTS Sabet Dua Penghargaan Ini di Korean Music Awards ke-18
Dua bulan kemudian, mayatnya dilaporkan dicuri dari pemakaman Swiss.
Hal itu memicu penyelidikan polisi dan perburuan pelakunya.
Setelah istri mendiang Chaplin, Oona O'Neill, menerima permintaan tebusan sekitar $600.000, polisi mulai memantau teleponnya dan mengawasi 200 kios telepon di wilayah tersebut.
Baca Juga: Jadwal Acara GTV Hari Ini Selasa, 2 Maret 2021, Saksikan Super Family 100 dan Amazing Concert
Oona telah menolak untuk membayar tebusan, dengan mengatakan bahwa permintaan itu konyol.
Penelepon itu lantas mengancam dua anak bungsu Chaplin.
Sedikit informasi, Oona Chaplin adalah istri keempat Charlie, setelah Mildred Harris, Lita Grey dan Paulette Goddard.
Oona dan Chaplin menikah pada tahun 1943, ketika dia berusia 18 tahun dan Chaplin berusia 54, mereka memiliki delapan anak bersama.
Baca Juga: Kemdikbud Kembali Salurkan Bantuan Kuota Data Internet 2021, Simak Syarat Penerima dan Rinciannya!
Setelah menikah, keluarga itu menetap di Swiss pada tahun 1952 setelah Chaplin yang kontroversial yang dituduh musuh-musuhnya sebagai simpatisan Komunis, mengetahui bahwa visa masuk kembali ke Amerika Serikat akan ditolak dalam perjalanan ke pemutaran perdana filmnya di London, Limelight.
Setelah penyelidikan selama lima minggu, polisi menangkap dua mekanik mobil yakni Roman Wardas dari Polandia, dan Gantscho Ganev dari Bulgaria.
Penangkapan itu terjadi pada tanggal 17 Mei, diketahui mereka mengubur kembali jasad Chaplin di ladang jagung sekitar satu mil dari keluarga Chaplin yang saat itu berlokasi di Corsier.
Baca Juga: Denny Darko Ramal Soal Hubungan Gading dan Gisel: Mereka Bersatu Demi Gempi
Desember di tahun yang sama, Wardas dan Ganev dihukum karena merampok makam dan melakukan pemerasan.
Wardas dan Ganev rupanya mencuri tubuh Chaplin dalam upaya menyelesaikan kesulitan keuangan mereka.
Wardas, yang diidentifikasi sebagai dalang pencurian mayat Chaplin, dijatuhi hukuman empat setengah tahun kerja paksa.
Baca Juga: Terbaru! Saldo Minimal dari 5 Bank di Indonesia: BRI, Mandiri, hingga BCA
Saat dia menceritakannya, dia terinspirasi oleh kejahatan serupa yang dia baca di sebuah surat kabar Italia.
Sementara Ganev dijatuhi hukuman percobaan 18 bulan, karena ia diyakini memiliki tanggung jawab terbatas atas kejahatan tersebut.
Adapun mayat Chaplin, oleh keluarganya dikuburkan kembali di kuburan beton untuk mencegah upaya pencurian di masa depan.***