Sebelum Jadi Investor Saham, Perhatikan Tips-Tips Berikut Ini

- 8 Februari 2024, 07:19 WIB
Ilustrasi pergerakan saham.
Ilustrasi pergerakan saham. /IStock/

Ahmad pun mengungkapkan, "Langkah pertama setelah mendapatkan SID adalah mempelajari cara bertransaksi saham, yang bisa dilakukan secara langsung melalui sistem perdagangan online milik perusahaan efek. Investor bisa bertransaksi dari mana saja, asalkan ada jaringan wifi untuk terhubung dengan sistem transaksi online milik perusahaan sekuritas, yang terhubung pula dengan sistem perdagangan saham BEI."

Lebih lanjut Ahmad menuturkan, investor juga perlu mempelajari saham-saham yang ingin dibeli untuk mengisi portofolio investasi. Investor dapat mempelajari kinerja perusahaan baik dari informasi publik seperti laporan keuangan, company profile atau prospectus, hasil analisa analis-analis saham, dan beberapa informasi lainnya. Selain itu, investor perlu memperhatikan setiap corporate action perusahaan yang bisa berdampak pada perubahan harga saham, baik naik maupun turun.

"Untuk investor yang mau aktif bertransaksi atau berspekulasi dengan menganalisa pergerakan harga saham perlu mempelajari teori teknikal dari pergerakan harga saham-saham yang tercatat di BEI. Kemudian, investor disarankan untuk menggunakan dana investasi saham yang berasal dari dana idle atau dana yang tidak terpakai dalam jangka panjang," katanya.

Investasi saham dikategorikan sebagai instrumen investasi yang berisiko tinggi sehingga investor tidak boleh menggunakan dana yang dipakai untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek. Jika harga saham turun, tetapi bukan disebabkan kinerja perusahaan yang memburuk, investor bisa menahan saham miliknya untuk tidak dijual sampai harga sahamnya naik kembali. Hal itu bisa saja membutuhkan waktu yang panjang.

Ahmad menyatakan, "Sebelum mengalolasikan dana untuk investasi saham, investor harus lebih dahulu memiliki tabungan dana darurat yang besarnya 3-6 kali kebutuhan hidup bulanan. Oleh karena itu, jika terjadi risiko dalam pekerjaan atau bisnis, setidaknya investor bisa bertahan hidup antara 3-6 bulan tanpa harus segera mencairkan dana investasinya di pasar modal, yang mungkin harganya sedang terkoreksi."

Ia pun memberikan saran jika hal yang terpenting dalam berinvestasi saham adalah harus realistis dan tidak terpancing emosi. "Kita tidak boleh terbawa arus “ikut-ikutan” karena bisa saja suatu waktu para spekulator saham sengaja mencari keuntungan dari kepanikan investor atau dengan sengaja membuat jebakan untuk membeli saham tertentu yang dibuat seolah-olah banyak diminati," ucapnya.

Kepala BEI Jabar tersebut pun menegaskan, "Jika harga saham turun, jangan panik dan cepat menjual sebelum mempelajari kinerja dan faktor-faktor lainnya. Sebaliknya, jika melihat ada harga saham yang naik, jangan pula kita langsung terburu-buru untuk membeli sebelum menganalisanya."***

Halaman:

Editor: B. Hartati


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah