Tren IHSG Melemah, Cek Rekomendasi Saham Untuk Trading Minggu Ini

- 16 Oktober 2023, 11:38 WIB
Ilustrasi IHSG. (Antara)
Ilustrasi IHSG. (Antara) /

SUMEDANG BAGUS -- IHSG menunjukkan tren yang cenderung melemah karena belum mampu untuk kembali ditutup di atas MA20-nya. Hal itu diungkapkan  Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Dimas Krisna Ramadhani, Senin 16 aoktober 2023.

Menurut Dimas, penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir perdagangan minggu lalu yaitu Jumat, 13 Oktober 2023 di level 6.926 atau naik 0,76%, tertopang sektor IDX Infrastructure dan IDX Energy yang menjadi top gainers. Movers IDX Infrastructure adalah JSMR yang naik 10% dalam seminggu terakhir, sehubungan dengan adanya sentimen perihal aksi korporasi diantaranya sovereign wealth fund asal Indonesia dan Singapura yakni INA dan Singapore GIC Pte Ltd yang berencana untuk mengakuisisi 35% saham di Jasamarga Transjawa Tol sebagai bagian strategi pendanaan berbasis equity oleh perusahaan yang akan digunakan untuk pendanaan jangka panjang perusahaan.

Baca Juga: Dampak Pembangunan di Bali, Hilangnya Sawah dan Dampaknya pada Lingkungan, Ekonomi, dan Budaya

Sementara itu sektor yang menyandera laju IHSG sekaligus menjadi top losersnya pada minggu lalu yakni IDX Techno dan IDX Non-Cyclical. Di sektor IDX Techno ada GOTO yang turun hingga -20% dalam seminggu terakhir. Sedangkan di sektor IDX Non-Cyclical ada INDF, UNVR, ICBP yang masing-masing turun -2%, -3%, dan -5% yang disebabkan aksi jual investor asing. UNVR dijual 38 Bio, ICBP 30 Bio, dan INDF 29 Bio.

Menurut Dimas, ada 3 sentimen yang memengaruhi market pada minggu lalu yakni tingkat inflasi AS pada September, GOTO breakdown support 80 dan Yield 10 yr US Treasury. Dimas pun mengungkapkan, inflasi tahunan AS untuk September tetap sama dibandingkan dengan bulan sebelumnya di level 3,7% atau lebih tinggi dari konsensusnya yang berada di level 3,6%.
"Inflasi ini masih jauh dari target The Fed di 2%, sehingga memungkinkan The Fed untuk tetap menjalankan kebijakan suku bunga ketatnya untuk waktu yang lebih lama," tuturnya.

Sementara itu terkait sentimen GOTO, dalam seminggu terakhir turun 20% setelah perusahaan menyelesaikan aksi korporasi private placement senilai Rp 1,53 triliun pada 10 Oktober lalu. "Harga pelaksanaan dilakukan di Rp90 per lembar. Dana hasil PP ini akan digunakan emiten untuk pelunasan melalui konversi utang di masa yang akan datang, jika ada, dan/atau mendukung kebutuhan modal kerja perseroan," ucap Dimas.

Selain itu, salah satu founder emiten melakukan aksi jual saham yang dimilikinya. "William Tanuwijaya menjual sebanyak 332 juta lembar sahamnya dengan nominal Rp78 per lembar setara dengan Rp26,2 miliar," katanya.

Sentimen terakhir minggu lalu yakni yield obligasi berjangka 10 tahun AS yang turun dari level 4,79% ke level 4,62% karena investor mencari safe asset di tengah konflik geopolitik perang Israel-Palestina. Dimas menyatakan, "Yield obligasi berkorelasi negatif dengan pergerakan pasar saham dan inilah yang membuat kenaikan indeks saham dalam seminggu terakhir."

3 Sentimen Minggu Ini

Halaman:

Editor: B. Hartati

Sumber: Ipot Indo Premier Securitas


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah