Diperkirakan terjadi lebih sedikit seiring bertambahnya usia dan tampaknya terkait dengan stres dan kelelahan.
Baca Juga: Tak Hanya Berjualan, Gadis Cantik Asal Garut Ini Mengedukasi Pembeli Soal Manfaat Jambu Kristal
Fenomena ini sangat umum terjadi di orang-orang pengidap epilepsi lobus temporal dan beberapa kondisi kejiwaan lainnya. Hal ini merujuk pada sebuah penelitian yang dilakukan pada pasien epilepsi, yang hasillnyasemua orang dengan epilepsi pernah mengalami Dejavu.
Menariknya, sensasi tersebut sering terjadi tepat sebelum kejang, yang dikenal sebagai "ictal Dejavu." Penelitian lain juga mengaitkannya dengan demensia.
Dikatakan dia, epilepsi lobus temporal, migrain, kecemasan, dan disosiasi dapat dikaitkan dengan pengalaman Dejavu yang lebih sering dan diperpanjang.
"Ahli saraf menyarankan itu dapat dijelaskan oleh bagian otak kita yang tidak sinkron, dan mereka telah mampu menginduksi Dejavu di lab dengan merangsang struktur kortikal tertentu," kata Ellis.
Menurutnya Dejavu bersifat umum, dan meskipun dapat dikaitkan dengan kondisi tertentu, itu bukan alasan untuk dikhawatirkan.
"Dejavu dapat memperingatkan epilepsi atau masalah neurologis lainnya, tetapi dalam kebanyakan kasus, ini adalah pengalaman yang jinak dan misterius untuk ditanyakan dan dinikmati," kata Ellis.
Apakah Dejavu berbahaya?