Mengenal Istilah Dejavu: Mengapa Sering Dikaitkan dengan Hal-hal Berbau Mistis? Berikut Penjelasannya

6 April 2022, 09:00 WIB
Mengenal istilah dejavu, apa yang menyebabkannya, siapa yang bisa mengalaminya dan apakah dejavu berbahaya? /Pixabay/marlon Nainggolan

SUMEDANGKLIK - Beberapa orang pernah mengalami Dejavu di beberapa titik dalam hidup. Sensasi dejavu bisa bisa terasa membahagiakan, menakutkan, misterius, bahkan sedikit mistis.

Lalu apa itu Dejavu ? Mengapa bisa dialami oleh seseorang? Seorang konselor klinis Leslie Ellis PhD mengatakan jika Dejavu adalah perasaan bahwa pengalaman yang saat ini seseorang rasakan pernah terjadi sebelumnya.

Dejavu sendiri, diambil dari Bahasa Perancis yang memiliki arti "sudah terlihat", dan secara ringkas menggambarkan apa itu sesungguhnya dejavu.

Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 1992 tentang dejavu mendefinisikannya sebagai fenomena disosiatif yang dapat dicirikan sebagai kesan subjektif yang tidak pantas dari keakraban masa kini dengan masa lalu yang tidak ditentukan.

Baca Juga: Dikonsumsi Saat Buka Puasa Atau Sahur, Jambu Kristal Sangat Cocok Untuk Asupan Vitamin C

Ini mungkin terjadi ketika seseorang melihat adegan yang tampak familiar atau mendengar teman mengatakan sesuatu yang belum pernah dikatakan sebelumnya.

Apa yang membuat pengalaman Dejavu begitu menakutkan adalah bahwa orang-orang biasanya tidak dapat menjelaskan dengan tepat mengapa adegan itu terasa familier atau kapan kejadian itu pertama kali terjadi.

Siapa yang mengalami Dejavu?

Menurut Ellis mengutip dari Mind Body Green, hampir setiap orang terkadang mengalami Dejavu, dengan sekitar dua pertiga (60% hingga 70%) orang mengalaminya "cukup teratur".

Diperkirakan terjadi lebih sedikit seiring bertambahnya usia dan tampaknya terkait dengan stres dan kelelahan.

Baca Juga: Tak Hanya Berjualan, Gadis Cantik Asal Garut Ini Mengedukasi Pembeli Soal Manfaat Jambu Kristal

Fenomena ini sangat umum terjadi di orang-orang pengidap epilepsi lobus temporal dan beberapa kondisi kejiwaan lainnya. Hal ini merujuk pada sebuah penelitian yang dilakukan pada pasien epilepsi, yang hasillnyasemua orang dengan epilepsi pernah mengalami Dejavu.

Menariknya, sensasi tersebut sering terjadi tepat sebelum kejang, yang dikenal sebagai "ictal Dejavu." Penelitian lain juga mengaitkannya dengan demensia.

Dikatakan dia, epilepsi lobus temporal, migrain, kecemasan, dan disosiasi dapat dikaitkan dengan pengalaman Dejavu yang lebih sering dan diperpanjang.

Baca Juga: Drakor 'A Business Proposal' akan Bersambung ke Season 2 Tahun Depan, Benarkah atau Hanya Gosip Belaka?

"Ahli saraf menyarankan itu dapat dijelaskan oleh bagian otak kita yang tidak sinkron, dan mereka telah mampu menginduksi Dejavu di lab dengan merangsang struktur kortikal tertentu," kata Ellis.

Menurutnya Dejavu bersifat umum, dan meskipun dapat dikaitkan dengan kondisi tertentu, itu bukan alasan untuk dikhawatirkan.

"Dejavu dapat memperingatkan epilepsi atau masalah neurologis lainnya, tetapi dalam kebanyakan kasus, ini adalah pengalaman yang jinak dan misterius untuk ditanyakan dan dinikmati," kata Ellis.

Apakah Dejavu berbahaya?

Menurut penelitian, Dejavu lebih sering terjadi pada remaja karena aktivitas yang padat, sehingga memicu stres dan mempengaruhi cara kerja otak. Tapi tenang aja, layaknya komputer yang memproses informasi, wajar jika otak kita sesekali error.

Baca Juga: Kenali Penyebab dan Cara Atasi Rambut Kering Sering Kusut Hanya dengan 5 Bahan Alami Ini

Sebagian besar manusia pernah mengalami Dejavu. Dejavu tidak berbahaya apabila terjadi 1 atau 2 kali seumur hidup. Nah, kalau dejavu sudah menganggu kegiatan sehari-hari, Anda bisa berkonsultasi ke dokter untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Mengapa bejavu bisa terjadi? 

Masih belum diketahui penyebab pasti Dejavu secara neurologis, psikologis atau patologis. Namun ada beberapa teori spiritual tentang mengapa hal itu terjadi.

Ellis, bahwa banyak spekulasi mengenai dejavu dan bagaimana kaitannya dengan mimpi, reinkarnasi, dan ingatan bawah sadar kita.

Dejavu juga telah dikaitkan dengan mimpi prekognitif (alias mimpi yang tampaknya bisa memprediksi masa depan) dan dejereve, yang diterjemahkan menjadi "sudah bermimpi" dan menggambarkan sensasi bahwa seseorang telah memimpikan sesuatu sebelum itu terjadi dalam kehidupan nyata.

Baca Juga: Jangan Takut, Begini Cara Mendeteksi Mata Batin Anda yang Telah Terbuka

Ellis menambahkan bahwa dari perspektif spiritual, Dejavu dianggap terkait dengan transendensi. Penulis spiritual Shannon Kaiser sebelumnya memberi tahu sesuatu yang serupa, menjelaskan bahwa sinkronisitas yang sering terjadi, termasuk Dejavu , dapat menjadi tanda kebangkitan spiritual.

Meskipun Dejavu dianggap masih menjadi misteri, hal itu biasanya tidak menimbulkan kekhawatiran, dan lebih merupakan fenomena yang luar biasa.

"Sampai kita memiliki semua jawaban tentang apa yang sebenarnya terjadi ketika kita merasakan rasa keakraban yang luar biasa itu, biarkan pengalaman dejavu membantu Anda menumbuhkan rasa ingin tahu dan bertanya-tanya," kata dia.***

Editor: R Wisnu Saputra

Tags

Terkini

Terpopuler