Ini 6 Fakta Menarik Tahu Sumedang Khas Jawa Barat, Cita Rasanya Disukai Seluruh Nusantara!

20 Maret 2022, 15:00 WIB
Berikut 6 fakta menarik dari tahu Sumedang yang merupakan makanan khas dari Jawa Barat yang sangat kesohor ke seantero nusantara karena cita rasaya yang unik. /qnews.my.id

SUMEDANGKLIK - Berikut ini 6 fakta menarik dari makanan khas Jawa Barat, yakni tahu Sumedang.

Kota yang berjarak sekitar 45 km Timur Laut dari Ibu Kota Jawa Barat Kota Bandung ini memiliki makanan khas tahu Sumedang yang terkenal seantero Nusantara.  

Rasa gurih dan lezatnya tahu Sumedang memang selalu terbayang di benak, apalagi ketika melahapnya selagi hangat dan dicocol beserta sambal atau cabai.

Namun begitu, makanan khas tahu Sumedang memiliki sejarah asimilasi budaya dari China yang panjang di dunia kuliner khas Jawa Barat.

Baca Juga: Indra Kenz Ngaku Beli Mobil Tesla Rp18 Miliar? Rudy Salim: Saya Kira Dia YouTuber Keren, Eh Nggak Tahunya...

Nah, berikut Sumedangklik ulas 6 fakta menarik asal usul tahu Sumedang.

1. Berasal dari Negeri China

Makanan khas tahu Sumedang pertama kali diperkenalkan oleh imigran asal China, yakni Ong Kino.

Baca Juga: Kulit Ketiak Anda Hitam Dan Kasar? Mungkin Anda Belum Mencoba Tips Perawatan Ini!

Awalnya, Ong Kino datang melalui Pelabuhan Cirebon di awal 1900-an untuk berdagang.

Lantaran insting berdagangnya kuat, dia pun mendirikan sebuah pabrik tahu di kota Sumedang.

Seperti diketahui, kata tahu sendiri berasal dari bahasa Mandarin, yakni Doufu dan sering dihidangkan kala ada pesta rakyat bersama warga asal China.

Baca Juga: Bukan AS! Dua Kapal Selam Terbesar di Dunia Ternyata Dimiliki Rusia, Spesifikasinya Bikin Melongo

2. Turun Temurun ke Anak

Namun, tahu Sumedang justru baru hadir saat usaha pabrik tahu Ong Kino dipegang oleh anaknya, yakni Ong Bungkeng pada 1917.

Yang bikin berbeda tahu Bungkeng dengan tahu pada umumnya adalah pada prosesnya menggunakan larutan biang yang berasal dari asam cuka.

Baca Juga: Rudal Hipersonik Kinzhal Milik Rusia Hancurkan Stasiun Radio Militer dan Depot Rudal Bawah Tanah Ukraina

Dengan resep ini, tahu Sumedang ala Ong Bungkeng bakal lebih terasa crunchy dan gurih saat disantap.

3. Disukai oleh Pangeran Sumedang

Nikmatnya tahu Sumedang Ong Bungkeng sampai ke telinga Pangeran Soeriaatmadja atau Pangeran Mekkah, yang memegang jabatan bupati Sumedang kala itu.

Baca Juga: Tak Miliki Izin Melintas Wilayah Udara Indonesia, Pesawat Asing Dipaksa Mendarat di Lanud Husein Sastranegara

Pangeran Soeriaatmadja sengaja mampir ke kedai Ong Bungkeng saat dalam perjalanan menuju Situraya.

Ngeunah geuning ieu kadaharan teh, moal burung payu geura. (Lezat dan enak makanan ini pasti akan laku keras sekali),” kata Pangeran Soeriaatmadja.

4. Diawali oleh Tiga Pegawai

Baca Juga: 5 Doa di Bulan Ramadhan Ini Dianjurkan Dibaca Umat Muslim

Kepopuleran tahu Sumedang pun melesat usai dilirik Pangeran Soeriaatmadja.

Bermodalkan tiga pegawai, Ong Bungkeng pun bekerja keras menekuni usaha tahu Sumedang.

Nimatnya rasa tahu Sumedang pun akhirnya meluas ke daerah-daerah seperti Bandung hingga Subang.

Baca Juga: 10 Ciri-ciri Wanita yang Dikawini Jin, Waspada Jika Sering Mimpi Didatangi Ular!

Akhirnya, tiga pegawai Ong Bungkeng memutuskan untuk membangun usaha tahu Sumedang mereka sendiri.

5. Tidak Pernah Surut

Minat masyarakat Indonesia terhadap tahu Sumedang nyatanya tidak pernah surut.

Baca Juga: Rudal Balistik, Bagaimana Cara Kerjanya? Berikut Penjelasannya Termasuk Negara yang Miliki Rudal Balistik

Hal itulah yang dianggap sebagai alasan tahu Sumedang tetap laris manis meski usianya sudah 100 tahun.

Diketahui, terdapat ratusan pabrik tahu di Sumedang yang produktif memproduksi tahu ini.

Termasuk kedai tahu Bungkeng yang sekarang di pegang oleh generasi ketiga, Suryadi Kim.

Baca Juga: 7 Bahan Alami Ini Ampuh Hilangkan Mata Panda, Dijamin Murah Meriah!

6. Kualitas Kedelai dan Air

Waktu dulu, kedelai yang digunakan bisa bertahan enam bulan lamanya. Kini, kedelai hanya bisa bertahan empat bulan untuk memproduksi tahu Sumedang.

Sayangnya, banyak kedai tahu Sumedang masih bisa dibilang seadanya, dan Ini sangat mempengaruhi kualitas dari rasa dan tekstur tahu Sumedang itu sendiri.***

Editor: Panji Eko Laksmanto

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler