SUMEDANGKLIK - Berikut ini 6 fakta menarik dari makanan khas Jawa Barat, yakni tahu Sumedang.
Kota yang berjarak sekitar 45 km Timur Laut dari Ibu Kota Jawa Barat Kota Bandung ini memiliki makanan khas tahu Sumedang yang terkenal seantero Nusantara.
Rasa gurih dan lezatnya tahu Sumedang memang selalu terbayang di benak, apalagi ketika melahapnya selagi hangat dan dicocol beserta sambal atau cabai.
Namun begitu, makanan khas tahu Sumedang memiliki sejarah asimilasi budaya dari China yang panjang di dunia kuliner khas Jawa Barat.
Nah, berikut Sumedangklik ulas 6 fakta menarik asal usul tahu Sumedang.
1. Berasal dari Negeri China
Makanan khas tahu Sumedang pertama kali diperkenalkan oleh imigran asal China, yakni Ong Kino.
Baca Juga: Kulit Ketiak Anda Hitam Dan Kasar? Mungkin Anda Belum Mencoba Tips Perawatan Ini!
Awalnya, Ong Kino datang melalui Pelabuhan Cirebon di awal 1900-an untuk berdagang.
Lantaran insting berdagangnya kuat, dia pun mendirikan sebuah pabrik tahu di kota Sumedang.
Seperti diketahui, kata tahu sendiri berasal dari bahasa Mandarin, yakni Doufu dan sering dihidangkan kala ada pesta rakyat bersama warga asal China.
Baca Juga: Bukan AS! Dua Kapal Selam Terbesar di Dunia Ternyata Dimiliki Rusia, Spesifikasinya Bikin Melongo
2. Turun Temurun ke Anak
Namun, tahu Sumedang justru baru hadir saat usaha pabrik tahu Ong Kino dipegang oleh anaknya, yakni Ong Bungkeng pada 1917.
Yang bikin berbeda tahu Bungkeng dengan tahu pada umumnya adalah pada prosesnya menggunakan larutan biang yang berasal dari asam cuka.
Dengan resep ini, tahu Sumedang ala Ong Bungkeng bakal lebih terasa crunchy dan gurih saat disantap.
3. Disukai oleh Pangeran Sumedang
Nikmatnya tahu Sumedang Ong Bungkeng sampai ke telinga Pangeran Soeriaatmadja atau Pangeran Mekkah, yang memegang jabatan bupati Sumedang kala itu.
Pangeran Soeriaatmadja sengaja mampir ke kedai Ong Bungkeng saat dalam perjalanan menuju Situraya.
“Ngeunah geuning ieu kadaharan teh, moal burung payu geura. (Lezat dan enak makanan ini pasti akan laku keras sekali),” kata Pangeran Soeriaatmadja.
4. Diawali oleh Tiga Pegawai
Baca Juga: 5 Doa di Bulan Ramadhan Ini Dianjurkan Dibaca Umat Muslim
Kepopuleran tahu Sumedang pun melesat usai dilirik Pangeran Soeriaatmadja.
Bermodalkan tiga pegawai, Ong Bungkeng pun bekerja keras menekuni usaha tahu Sumedang.
Nimatnya rasa tahu Sumedang pun akhirnya meluas ke daerah-daerah seperti Bandung hingga Subang.
Baca Juga: 10 Ciri-ciri Wanita yang Dikawini Jin, Waspada Jika Sering Mimpi Didatangi Ular!
Akhirnya, tiga pegawai Ong Bungkeng memutuskan untuk membangun usaha tahu Sumedang mereka sendiri.
5. Tidak Pernah Surut
Minat masyarakat Indonesia terhadap tahu Sumedang nyatanya tidak pernah surut.
Hal itulah yang dianggap sebagai alasan tahu Sumedang tetap laris manis meski usianya sudah 100 tahun.
Diketahui, terdapat ratusan pabrik tahu di Sumedang yang produktif memproduksi tahu ini.
Termasuk kedai tahu Bungkeng yang sekarang di pegang oleh generasi ketiga, Suryadi Kim.
Baca Juga: 7 Bahan Alami Ini Ampuh Hilangkan Mata Panda, Dijamin Murah Meriah!
6. Kualitas Kedelai dan Air
Waktu dulu, kedelai yang digunakan bisa bertahan enam bulan lamanya. Kini, kedelai hanya bisa bertahan empat bulan untuk memproduksi tahu Sumedang.
Sayangnya, banyak kedai tahu Sumedang masih bisa dibilang seadanya, dan Ini sangat mempengaruhi kualitas dari rasa dan tekstur tahu Sumedang itu sendiri.***