Dalam sejarah aktivitas vulkaniknya, letusan Gunungapi Ibu tercatat sejak tahun 1911 dan mulai tahun 1998 muncul sumbat lava yang kemudian tumbuh menjadi kubah lava. Seiring dengan pertumbuhan kubah lava, terjadi erupsi erupsi dengan intensitas lemah hingga sedang.
Sejak tahun 2020 hingga 2023, frekuensi erupsi Gunungapi Ibu semakin berkurang jumlahnya setiap hari, namun kolom letusan cenderung bertambah tinggi. Kondisi tersebut berhubungan dengan meningkatnya gempa-gempa Vulkanik Dalam dan Gempa Vulkanik Dangkal. Badan Geologi pun menyatakan, saat ini kubah lava di G. Ibu telah melampaui dinding kawah sehingga mengakibatkan terjadinya guguran ava ke arah utara dan barat laut.***