Praktek Dumping dari Tiongkok Tinggi, Asosiasi Pertekstilan Indonesia Minta Pemerintah Perbaiki Regulasi

- 27 Juni 2024, 15:47 WIB
Diskusi IWEB tentang impor yang menghadirkan Direktur Eksekutif Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Danang Girindrawardana
Diskusi IWEB tentang impor yang menghadirkan Direktur Eksekutif Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Danang Girindrawardana /B. Hartati/B.Hartati

SUMEDANG BAGUS -- Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Jabar, kenaikan barang konsumsi yang datang ke Jawa Barat terus naik dari tahun ke tahun. Pada tahun 2021 mencapai 6,56 persen dari total impor, 2022 naik menjadi 7,6 persen, dan pada 2023 menjadi 9,51 persen.

BPS dan Asosiasi Pertekstilan Indonesia pun mencatat, sebagian besar barang impor tersebut berasal dari Tiongkok atau China. "Dilihat dari BPS, kenaikan barang konsumsi yang datang dari China ke Jabar naik 2,4 persen pertahun, datanya sejak tahun 2021," ujar Direktur Eksekutif Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Danang Girindrawardana.

Baca Juga: Permendag Nomor 8 Tahun 2024 Picu PHK, API Minta Pemerintah Segera Revisi

Menurut Danang, hal tersebut terjadi karena saat tahun 2021 yaitu saat pandemi covid-19, terjadi oversuplai di China atau Tiongkok. Hal itu membuat China mencari negara-negara yang memiliki non tarif barrier atau NTB atau hambatan non tarif terendah.

Karena Indonesia memiliki NTB terendah, akhirnya barang-barang konsumsi dari Tiongkok sangat mudah masuk ke Indonesia. Bahkan, barang konsumsi atau barang jadi khususnya pakaian yang masuk ke Indonesia dari Tiongkok memiliki harga lebih murah hingga 70 persen lebih dibandingkan yang masuk ke negara-negara lain seperti Amerika hingga Jerman.

"Karena ketika masa covid di China menunjukkan terjadi oversuplai. Mereka mengincar negara-negara yang memiliki non tarif barrier terendah. Indonesia terendah di ASEAN bahkan mungkin di Asia. Akhirnya, gampang kebobolan," kata Danang.

Danang pun berharap pemerintah segera memperbaiki atau mereformasi regulasi atau aturan tersebut. Hal itu agar tidak terjadi deindustrialisasi dini di Jawa Barat khususnya dan Indonesia umumnya.***

Editor: B. Hartati


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah