Ini Analisis dan Rekomendasi Badan Geologi Soal Semburan Lumpur di Bojonegoro

- 28 Februari 2024, 19:24 WIB
Analisis Badan Geologi terkait semburan lumpur di Bojonegoro
Analisis Badan Geologi terkait semburan lumpur di Bojonegoro /tangkapan layar rilis Badan Geologi

SUMEDANG BAGUS -- Lumpur setinggi 30 hingga 50 centimeter menyembur dari sela-sela beton di Dusun Sanggar, Desa Sidomulyo, Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur pada 25 Februari 2024. Peristiwa tersebut sudah ketiga kalinya terjadi sejak tahun 2022, kemudian yang kedua kalinya terjadi pada 26 Desember 2023.

Menurut Kepala Pusat Survei Geologi Badan Geologi Edi Slameto, berdasarkan hipotesis sementara Badan Geologi, kondisi bawah permukaan area Bojonegoro-Mojokerto Zona Upper Pleistocene - Recent (sekitar 180 m) tersusun oleh batuan yang unconsolidated berbutir halus dengan brightspot seismogram di beberapa tempat (lokal) yang menunjukkan potensi adanya akumulasi gas dangkal. Hal itu memungkinkan adanya zona bertekanan di atas normal

Baca Juga: PVMBG Naikkan Status Gunung Ili Lewotolok Jadi Level III (Siaga)

"Formasi unconsolidated berbutir halus tersebut cenderung menipis ke arah lokasi semburan lumpur di Bojonegoro. Namun, masih mungkin dijumpai bright spot yang memiliki tekanan di atas normal," ujar Edi.

Ia pun menyimpulkan, semburan lumpur tersebut kemungkinan diakibatkan oleh adanya local pocket gas dangkal biogenic pada Formasi Unconsolidated berbutir halus yang dapat terganggu kestabilan buoyancy force-nya (keseimbangannya). Hal itu pun terjadi akibat aktifitas manusia maupun alami seperti gempa.

Menindaklanjuti peristiwa tersebut, tim dari Badan Geologi melakukan pengambilan sampel lumpur untuk mengetahui karakteristik fisik dan geologinya. Dengan begitu akan bisa diketahui umur endapan serta formasi asal semburan tersebut, sehingga dapat diketahui potensi dan karakteristik dari semburannya.

Selain itu, tim juga mengambil sampel air untuk mengetahui kandungannya sehingga dapat ditentukan keamanannya untuk masyarakat sekitar. Sampel air tersebut juga dapat menunjukkan asal formasi dari semburan apakah saline water
formation atau fresh water formation.

"Jika memungkinkan akan diambil sampel gas untuk analisa karakteristik kimia sehingga dapat ditentukan apakah gasnya termasuk dalam gas biogenic (dangkal) atau thermogenic (dalam)," tutur Edi.

Tak hanya itu, menurut Edi, tim juga melakukan survei geofisika di sekitar lokasi semburan. Hal itu untuk mengetahui kondisi bawah permukaan, sebagai mitigasi kejadian serupa.

Halaman:

Editor: B. Hartati


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x