Indonesia Butuh Riset dan Inovasi di Pertanian untuk Bibit Unggul

- 6 Februari 2024, 09:00 WIB
Direktur Program Institute For Development of Economics and Finance (Indef), Esther Sri Astuti, menyatakan bahwa Indonesia membutuhkan riset dan inovasi di sektor pertanian untuk menghasilkan bibit unggul.
Direktur Program Institute For Development of Economics and Finance (Indef), Esther Sri Astuti, menyatakan bahwa Indonesia membutuhkan riset dan inovasi di sektor pertanian untuk menghasilkan bibit unggul. /FOTO: pexels.com/pixabay

 

SUMEDANG BAGUS - Direktur Program Institute For Development of Economics and Finance (Indef), Esther Sri Astuti, menyatakan bahwa Indonesia membutuhkan riset dan inovasi di sektor pertanian untuk menghasilkan bibit unggul. Menanggapi penambahan anggaran Rp14 triliun untuk penyediaan pupuk bersubsidi, Esther menyoroti tantangan sektor pertanian seperti langkanya pupuk, harga yang mahal, kurangnya bimbingan teknis bagi petani, serta kebutuhan akan bibit unggul.

Esther menyampaikan bahwa petani sering kali menanam tanpa bimbingan teknis yang memadai, dan kesulitan mendapatkan pupuk yang terjangkau. Kurangnya petugas penyuluh pertanian, pasokan pupuk, serta sarana prasarana dan teknologi pertanian turut menjadi faktor pembatas. Indonesia, yang pernah mencapai swasembada beras dan menjadi eksportir gula pada tahun 1984, sekarang menghadapi tantangan produksi pertanian yang rendah.

Baca Juga: Optimisme Sumedang: Pertanian Maju, Ekonomi Berkembang, dan Rencana Ambisius 2024

Kekhawatiran Esther juga terkait dengan impor berbagai komoditas pertanian oleh Indonesia yang sebelumnya memiliki prestasi dalam sektor ini. Ia berharap agar terdapat perhatian lebih pada riset, inovasi, dan dukungan teknis untuk memajukan sektor pertanian secara berkelanjutan. Esther menyoroti pentingnya pengembangan bibit unggul, keberadaan petugas penyuluh yang memadai, serta penyediaan pupuk yang cukup dan terjangkau.

Pemerintah Indonesia, melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, telah menambah anggaran guna mencapai target pengadaan pupuk bersubsidi sebanyak 7,7-7,8 juta ton tahun ini. Penambahan anggaran sebesar Rp14 triliun ini bertujuan untuk mengatasi kekurangan pupuk bersubsidi dan memberikan dukungan kepada petani.***

Editor: Helmi Surya

Sumber: antaranews.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x