Alasan Wolbachia Cocok diterapkan di Indonesia

- 25 November 2023, 21:05 WIB
Teknologi Wolbachia
Teknologi Wolbachia /FOTO: ANTARA/HO-Kemenkes

SUMEDANG BAGUS - Staf Teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Ngabila Salama, menyampaikan beberapa alasan mengapa upaya penanganan demam berdarah dengan nyamuk ber-Wolbachia baik dan perlu diterapkan di Indonesia.

"Ramah lingkungan, berbasis data dan bukti, serta sudah diteliti oleh UGM sejak 2011 dengan bukti publikasi ilmiah internasional yang menunjukkan penurunan angka kasus, perawatan rumah sakit, dan penggunaan fogging sebanyak 80-90 persen," katanya dalam akun Instagram pribadinya @ngabilasalama.

Ngabila menyampaikan alasan berikutnya, yakni demam berdarah atau dengue merupakan jenis penyakit tropis terabaikan atau neglected tropical disease dan sudah dinyatakan endemis di Indonesia. Dia menilai anggapan bahwa dengue adalah penyakit yang tidak berbahaya kurang tepat, mengingat dengue termasuk lima besar jumlah kasus penyakit menular wabah yang perlu dicegah.

Baca Juga: Beredar Informasi Nyamuk Wolbachia Sebabkan Radang Otak


Kemudian, lanjut dia, penanganan dengue dengan Wolbachia juga merupakan wujud komitmen Indonesia dalam merealisasikan kematian nol dunia akibat dengue pada 2030 mendatang. Wolbachia, kata dia, juga merupakan inovasi komplementer selain sejumlah gerakan seperti 3M plus dan satu rumah satu jumantik.

”Oleh karena itu, implementasinya harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Setelah berhasil di Yogyakarta, Kemenkes RI, dengan persiapan matang melalui pelatihan, sosialisasi, serta timeline yang terstruktur dan terukur, melakukan perluasan area ke lima kota resmi dengan SK Kemenkes," ujarnya.

Ngabila menjelaskan bahwa Wolbachia merupakan inovasi teknologi ramah lingkungan yang dilakukan tanpa rekayasa genetik ataupun modifikasi ekosistem. Hal ini diharapkan dapat membantu menurunkan kasus dengue dan bahkan mencapai nol kematian.

Untuk itu, dia mengajak masyarakat agar berpikir positif dan menjadi masyarakat yang cerdas agar tidak mudah terpengaruh oleh informasi hoaks mengenai Wolbachia yang sempat beredar.

Diketahui, bakteri Wolbachia mampu menyebabkan nyamuk Aedes aegypti tidak dapat lagi menularkan virus dengue kepada manusia. Teknologi tersebut diimplementasikan dengan metode replacement atau penggantian, di mana nyamuk jantan dan nyamuk betina ber-Wolbachia dilepaskan ke populasi alami. Tujuannya, agar nyamuk betina kawin dengan nyamuk setempat dan menghasilkan anak-anak nyamuk yang mengandung Wolbachia.

Adapun penyebaran jentik nyamuk berbakteri Wolbachia dilakukan di 47.251 titik di Kota Semarang, 20.513 titik di Kota Bandung, 18.761 titik di Kota Jakarta Barat, 9.751 titik di Kota Kupang, dan 4.917 titik di Kota Bontang.***

Editor: Helmi Surya

Sumber: antaranews.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x