Pemkot Bandung Terapkan Wolbachia untuk Kurangi Penyebaran DBD

- 23 November 2023, 11:46 WIB
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan penggunaan bakteri Wolbachia merupakan upaya pengendalian penularan demam berdarah dengue (DBD) terbukti efektif menekan kasus terinfeksi hingga 77 persen.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan penggunaan bakteri Wolbachia merupakan upaya pengendalian penularan demam berdarah dengue (DBD) terbukti efektif menekan kasus terinfeksi hingga 77 persen. /PikiranRakyat.com/

SUMEDANG BAGUS - Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, terdapat 5.205 kasus DBD di Kota Bandung selama tahun 2022. Namun, pada rentang Januari-Juli 2023, jumlah kasus DBD turun menjadi 1.281 kasus, seperti yang diungkapkan oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Bandung, dr. Ira Dewi Jani.

Ira menyampaikan bahwa kecenderungan penurunan kasus DBD terus terjadi dari Januari hingga Juli 2023, dan perbandingan per bulan dengan tahun 2022 menunjukkan penurunan yang signifikan. Menurutnya, situasi ini mungkin disebabkan oleh musim panas, yang mengakibatkan kurangnya genangan air, tempat berkembangbiaknya nyamuk Aedes aegypti penyebab penyakit DBD.

Dalam upaya untuk lebih menekan kasus DBD, Pemkot Bandung berencana mengimplementasikan inovasi bakteri wolbachia ke dalam telur-telur nyamuk Aedes aegypti, mulai Oktober ini. Uji coba pertama akan dilakukan di Kecamatan Ujungberung, yang sebelumnya masuk dalam 10 kecamatan dengan kasus DBD terbanyak di Kota Bandung pada tahun 2022.
"Kita sudah uji coba resistensi juga dengan menangkap nyamuk dan telur di Ujungberung. Tahapannya sudah dijalankan," ucap Ira.

Baca Juga: Polres Tasikmalaya Selidiki Kasus Kematian Bayi di Klinik Bersalin
Ira menjelaskan bahwa bakteri wolbachia akan disuntikkan ke telur nyamuk Aedes aegypti, dan jika nyamuk tersebut menggigit pengidap virus dengue, bakteri wolbachia akan membunuh virus tersebut. Hal ini diharapkan dapat menghentikan penyebaran virus dengue oleh nyamuk. "Ini sebagai komplementer karena dengan upaya yang selama ini kita lakukan saja kasus DBD masih belum tuntas hilang. Sedangkan inovasi wolbachia ini sudah terbukti di Yogyakarta," ungkapnya.

Meskipun implementasi wolbachia diharapkan dapat mengurangi kasus DBD hingga 70 persen, Ira menegaskan bahwa langkah-langkah pencegahan lainnya, seperti 3M (menguras, menutup, dan mengubur), fogging, dan Gerakan Satu Rumah Satu Juru Jumantik, tetap harus dilakukan. Inovasi wolbachia dianggap sebagai langkah tambahan yang aman secara lingkungan dan lebih ekonomis.

Ira juga memberikan penjelasan mengenai penggunaan wolbachia, bahwa bakteri tersebut tidak akan masuk ke dalam tubuh manusia saat nyamuk menggigit, dan bahwa wolbachia sudah terbukti efektif dalam mengurangi kasus DBD di Yogyakarta.

Implementasi wolbachia di Kota Bandung menjadi bagian dari pilot project Kementerian Kesehatan untuk penanggulangan DBD berbasis teknologi wolbachia. Meskipun tantangan seperti lokasi penempatan ember telur nyamuk di awal implementasi diakui, Ira berharap masyarakat dapat mendukung program ini untuk mencapai hasil yang optimal dalam menekan kasus DBD di Kota Bandung.***

Editor: Helmi Surya

Sumber: Jabarprov.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x