Merapi Terus Keluarkan Guguran Lava dan Awan Panas

31 Maret 2023, 11:01 WIB
Gunung Merapi Terus Mengeluarkan Guguran Lava Pijar /Budi Hartati/Badan Geologi

SUMEDANG BAGUS - Berdasarkan pengamatan Badan Geologi, Gunung Merapi masih terus guguran lava pijar. Hasil pengamatan yang dirilis Badan Geologi pada pukul 6 WIB Jumat 31 Maret 2023, terdapat 12 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1500 meter ke arah barat daya.

Oleh karena itu, gunung berapi dengan ketinggian 2968 mdpl yang berlokasi di Sleman, Magelang, Boyolali, Klaten, Daerah Istimewa Yogjakarta dan Jawa Tengah tersebut masih dinyatakan dalam level III atau siaga.

Badan Geologi pun menyatakan, saat ini Gunung Merapi masih mengeluarkan potensi bahaya berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, dan Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer.

Sedangkan pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Lontaran material vulkanik jika terjadi letusan eksplosif pun dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Baca Juga: Ridwan Kamil Berharap Jabar Susul Korea Dalam Hal Perfilman

Menyikapi hal tersebut, Badan Geologi mengimbau agar masyarakat tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Masyarakat pun diminta mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi, serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

Pihak Badan Geologi pun menyatakan, jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, status aktivitas Gunung merapi akan segera ditinjau kembali.

Saat ini, berdasarkan pengamatan meteorologi, cuaca di sekitar Gunung Merapi berawan dan mendung. Angin bertiup tenang ke arah barat. Suhu udara 14-19 °C, kelembaban udara 70-91.3 %, dan tekanan udara 836-1009 mmHg.

Tercatat terjadi beberapa kali gempa yaitu guguran yang berjumlah 23, hybrid atau fase banyak berjumlah 2, dan vulkanik dalam berjumlah 1 dengan durasi masing-masing antara 0.5 detik hingga 137.08 detik.***

Sumber: Badan Geologi

 

 

Editor: Budi Hartati

Tags

Terkini

Terpopuler