Sedangkan Dokter spesialis penyakit dalam RS Cipto Mangunkusumo, Rudy Hidayat menuturkan, nyeri pinggang inflamasi bisa berkembang menjadi ankilosing spondilitis (AS) yang merupakan kondisi tersering spondiloartritis.
Baca Juga: Harlah NU 95 Tahun, Presiden Jokowi: Terus Berkontribusi dalam Memperkuat Bangsa
Sebagai informasi, Spondiloartritis yakni nyeri pada sendi sakroiliaka, tulang punggung bawah atau sendi anggota gerak bawah yang bersifat kronik dan disertai manifestasi lain.
Kondisi ini juga bisa dialami anak-anak dengan gejala mencakup mata merah, nyeri sendi, lutut atau pinggang.
Sementara gejala khas nyeri pinggang inflamasi, seperti ada bambu di punggung atau bamboo spine yang membuat penderita tidak bisa menggerakkan bagian leher hingga pinggang.
"Kalau bisa jangan sampai terbentuk bamboo spine atau leher hingga pinggang tak bisa digerakkan karena seringkali sudah tidak bisa ditarik mundur (pulih)," tutur dia.
Baca Juga: Jangan Beri Nasi sebagai Makanan Kucing, Bisa Sebabkan Diabetes Menurut Dokter Hewan
Sementara itu, nyeri pinggang juga bisa memiliki efek jangka panjang antara lain: risiko penyakit jantung karena memicu aterosklerosis atau pembuluh darah menyempit, penyumbatan pembuluh darah di koroner bisa menyebabkan serang jantung, sementara di otak dapat memicu stroke.
"Ini bisa terjadi bisa kita tidak mengendalikan peradangan yang sebenarnya bukan hanya di tulang belakang, tetapi sistemik sehingga memberikan efek termasuk ke pembuluh darah yang alami penyempitan," pungkas Rudy.***