Renungan Ramadhan, Ibadah yang Dijadikan Barometer Kesuksesan Duniawi

12 April 2022, 13:20 WIB
dr. Zaidul Akbar menjelaskan mengenai ibadah yang menjadi barometer kesuksesan. / tangkap layar Youtube.com/Sehat Sunnah

SUMEDANGKLIK - Berikut ini sebuah tulisan untuk bahan renungan di sela-sela menjalankan ibadah puasa Ramadhan.

Ya, tidak ada salahnya sambil menjalankan ibadah puasa Ramadhan, sambil merenungi apa yang sudah kita lakukan selama ini,  dalam rangka mendekatkan diri kepada sang pencipta.

Terlebih di bulan Ramadhan, momentum tepat untuk mempertebal iman, atau bahkan untuk meraup pahala sebanyak-banyaknya, sebagai mana telah dijanjikan Allah SWT yang akan melipatgandakan setiap amal baik.

Baca Juga: Apa Manfaat Mengonsumsi Air Teh Saat Berbuka Puasa dan Sahur? Begini Penjelasannya

Terlepas dari itu semua, sebuah tulisan yang dilansir dari akun Instagram @zaidulakbar.dokter.herbal, sangat cocok untuk dijadikan sebagai bahan renungan Ramadhan,  tentang ibadah yang dijadikan barometer kesuksesan duniawi.

"Ada seorang bapak yang memperlakukan shalat Dhuha seperti shalat wajib. Alasannya karena khawatir tidak dapat rejeki," tulis akun @zaidulakbar.dokter.herbal, Selasa 12 April 2022.

Ada lagi pemuda yang tak lepas Dhuha setiap harinya demi mendapatkan bonus tempat kerjanya. Sementara dirinya selalu kesiangan saat sholat Subuh.

Baca Juga: Ketua BP2MI Benny Rhamdani: Pekerjaan Pekerja Migran Tidak Lagi Bercitra Rendahan

Di tempat berbeda ada yang mengukur banyaknya sholat Tahajud yang dilakukan dengan kesuksesan. Ada yang begitu getol sedekah cuma demi mendapatkan cashback rupiah di setiap usahanya.

Seorang Tabi'in yang banyak berinteraksi dengan sahabat pernah ditanya, apakah surah dalam Alquran yang paling sering membuat para sahabat menangis..? Lalu dijawab : Surah HUD..

Kemudian ditanyakan lagi ayat berapakah dari surah tersebut yang membuat para sahabat menangis..?

Baca Juga: Inilah Lirik Lagu Peri Cintaku Ziva Magnolia, Kisah Cinta Berbeda Keyakinan Yang Dialami Banyak Pasangan

Allah SWT berfirman:⁣

مَنْ كَا نَ يُرِيْدُ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَا وَ زِيْنَتَهَا نُوَفِّ اِلَيْهِمْ اَعْمَا لَهُمْ فِيْهَا وَهُمْ فِيْهَا لَا يُبْخَسُوْنَ⁣

"Barang siapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, pasti Kami berikan (balasan) penuh atas pekerjaan mereka di dunia (dengan sempurna) dan mereka di dunia tidak akan dirugikan."⁣

اُولٰٓئِكَ الَّذِيْنَ لَـيْسَ لَهُمْ فِيْ الْاٰ خِرَةِ اِلَّا النَّا رُ ۖ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوْا فِيْهَا وَبٰطِلٌ مَّا كَا نُوْا يَعْمَلُوْنَ⁣

"Itulah orang-orang yang tidak memperoleh (sesuatu) di akhirat kecuali neraka, dan sia-sialah di sana apa yang telah mereka usahakan (di dunia) dan terhapuslah apa yang telah mereka kerjakan."⁣ (QS. Hud : Ayat 15-16)⁣

Baca Juga: Humor Sufi Ramadhan, Pandai Berkelit Dari Tuduhan Sang Raja, Abu Nawas Selamat Dari Hukuman

Inilah alasan kenapa Abdurahman bin Auf sering menangis ketika mendapatkan kenikmatan duniawi.

Sahabat yang mulia ini, khawatir bila kenikmatan di dunia saat ini merupakan nikmat akhirat yang disegerakan. Hingga kelak di akhirat tak didapatkan lagi nikmat-nikmat itu.

Kata Zaidul Akbar, luruskan lagi niat-niat kita. Sholat Dhuha kita jangan diukur dengan bertambahnya rejeki. Sholat Tahajjud kita jangan diukur dengan pesatnya bisnis kita.

"Sedekah kita jangan diukur dengan mewahnya rumah dan kendaraan," ungkap Zaidul Akbar. ***

Editor: Ecep Sukirman

Sumber: Instagram@zaidulakbar

Tags

Terkini

Terpopuler