Bagaimana Cara Menentukan Hilal Awal Ramadhan? Ini Metode Yang Bisa Kamu Pelajari!

13 Maret 2022, 18:29 WIB
ilustrasi penentuan Hilal Ramadhan /Pexels/Thirdman/

SUMEDANGKLIK – Bulan Ramadhan sebentar lagi tiba, banyak masyarakat yang mulai mempertanyakan kapan tanda awal bulan puasa tersebut.

Untuk menenntukan awal bulan Ramadhan, biasanya pemerintah bersama para ulama besar dari berbagai organisasi agama Islam melaksanakan sidang Isbat.

Namun sebelum melaksanakan sidang Isbat, biasanya ada metode-metode yang dilakukan sebagai penentu bahwa tanggal 1 Ramadhan telah datang. Salah satunya adalah metode Hisab dan Rukyat.

Baca Juga: Muslim Wajib Paham! Ini Hukum Membatalkan Puasa Ramadhan Karena Sakit atau Kelelahan

Dilansir dari berbagai sumber berikut sekilas pengertian tentang kedua metode tersebut.

Hisab dan Rukyat adalah 2 metode yang berbeda namun masih berkesinambungan karena menggunakan media yang kurang lebih sama.

Hisab adalah menghitung benda langit, khususnya matahari dan bulan secara matematis dan astronomis.

Secara harfiah, hisab artinya perhitungan, dalam dunia Islam hisab memang biasa digunakan untuk ilmu falak (astronomi) untuk memperkirakan posisi Matahari dan bulan terhadap bumi.

Baca Juga: Tradisi Ini Hanya Ada Di Bulan Ramadhan: Selain Makan Kolak Pisang, Hal Apa Yang Anda Rindukan?

Hal besar yang sudah sering kita laksanakan dari ilmu ini adalah bagaimana cara menentukan waktu shalat.

Begitulah matahari berperan untuk menjadi patokan pergantian hari dan disusul dengan bulan yang menentukan kapan pergantian bulan baru tersebut akan terjadi.

Sedangkan, rukyat adalah observasi terhadap benda-benda langit untuk memverifikasi hasil pengamatan dari hisab.

Rukyat dimaksudkan untuk mengamati visibilitas hilal yaitu penampakan bulan sabit setelah terjadinya ijtimak.

Baca Juga: 6 Tips Ini Terbukti Manjur Agar Badan Tak Loyo saat Puasa di Bulan Ramadhan

Metode ini dapat dilakukan dengan mata telanjang ataupun dengan alat bantu optik seperti teleskop.

Metode ini dilakukan setelah terbenamnya Matahari pertama kali setelah ijtimak (pada waktu ini, posisi bulan berada di ufuk barat, dan bulan terbenam sesaat setelah terbenamnya Matahari).

Apabila hilal terlihat, maka pada petang (Maghrib) waktu setempat telah memasuki tanggal 1.

Akan tetapi, tidak selamanya hilal dapat terlihat. Jika selang waktu antara ijtimak dengan terbenamnya matahari terlalu pendek, maka secara ilmiah/teori hilal mustahil terlihat, karena iluminasi cahaya bulan yang masih terlalu suram dibandingkan dengan cahaya langit disekitarnya.

Baca Juga: Jadwal Puasa Ayyamul Bidh Maret 2022 dan Niat Puasa Ayyamul Bidh, Inilah Keutamaannya Kata Khalid Basalamah

Kriteria Danjon (1932, 1936) menyebutkan bahwa hilal dapat terlihat tanpa alat bantu jika minimal jarak sudut (arc of light) antara bulan dan Matahari sebesar 7 derajat. 

Di jaman sekarang rukyat juga sudah dilakukan dengan menggunakan peralatan canggih yaitu teleskop yang dilengkapi CCD Imaging agar terlihat lebih jelas, namun tentunya perlu dilihat lagi bagaimana penerapan kedua ilmu tersebut karena tidak semuanya dapat benar-benar akurat.

Selain kedua cara tersebut metode lain yang dapat dilakukan untu penentuan awal Ramadhan juga masih terbilang banyak contohnya seperti melihat dari pasang surutnya air laut atau menggunakan metode yang lebih tradisional seperti perhitungan jawa.***

Editor: Verawati Azzahra

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler