"Waktu SD sampai SMA yang enggak pernah ngerjain PR, kan, enggak naik kelas. Kalau yang ngerjain PR dan nilainya bagus itu yang naik kelas," kata Bima menganalogikan.
"Kalau mau naik kelas, kemana pun itu PR harus dituntaskan. Masih banyak list PR di Kota Bogor, seperti permasalahan angkot, penataan pasar, stunting dan sebagainya," sambung dia.
Baca Juga: Gedung Creative Center Bekasi Diharapkan Jadi Wadah Pelaku Ekonomi Kreatif Kota Bekasi
Namun, jika PR itu sudah dituntaskan, tentu ia pun akan siap untuk menjabat dimana saja. Itu pun tergantung skenario maupun penugasan dari partai politik yang dinaunginya sekarang ini (PAN).
Lebih Condong DKI 1 atau Jabar 1?
Bima Arya sendiri enggan memberikan komentar secara terbuka untuk memilih antara DKI 1 maupun Jabar 1 jika dirinya telah menyelesaikan PR-nya di Kota Bogor.
Menurut dia, dua jabatan itu menjadi tantangan tersendiri bagi dirinya. Namun yang menjadi catatannya, adalah mengetahui peta politik yang akan terjadi jelang Pilpres 2024 nantinya.
Baca Juga: Terkendala Saat Ekspor, Pengusaha Teh di Kabupaten Bandung Dorong Pemerintah Jalin Kerjasama G to G
"Peta politiknya gimana? siapa yang akan maju di sana (Pilpres). Kang Emil maju enggak? Pak Anies maju enggak?. Kan, enggak bisa ngawang-ngawang," ucap dia.
Kendati demikian, hingga detik ini sudah banyak partai yang mencoba PDKT untuk mengusung dirinya maju menjabat sebagai gubernur di dua provinsi tersebut.