Media Asing: Pesawat Sriwijaya Berusia 26 Tahun Pernah Digunakan Maskapai AS

- 10 Januari 2021, 18:00 WIB
/

PR SUMEDANG - Penyelam Indonesia pada hari Minggu menemukan bagian dari puing-puing Boeing 737-500 di kedalaman 23 meter (75 kaki) di Laut Jawa, sehari setelah pesawat dengan 62 orang di dalamnya jatuh tak lama setelah lepas landas. dari Jakarta.

"Kami mendapat laporan dari tim penyelam bahwa jarak pandang di air bagus dan jernih, memungkinkan ditemukannya beberapa bagian pesawat," kata Marsekal Hadi Tjahjanto dalam sebuah pernyataan. Kami yakin itulah titik di mana pesawat itu jatuh.

Dia mengatakan benda-benda itu termasuk pecahan badan pesawat dengan bagian registrasi pesawat.

Baca Juga: Nirina Zubir Bocorkan Cara Negatif Covid-19 Usai 4 Kali Swab Test, Sebut Anak-anak Jadi Kekuatan

Sebelumnya, tim penyelamat mengeluarkan bagian tubuh, potongan pakaian, dan potongan logam dari permukaan.

Berkenaan dengan hal itu, media AP News atau AS menyoroti tragedi tersebut, disebutkan bawha, Presiden Direktur Sriwijaya Air Jefferson Irwin Jauwena mengatakan, pesawat berusia 26 tahun yang pernah digunakan maskapai penerbangan di Amerika Serikat itu layak terbang.

Dia mengatakan kepada wartawan Sabtu bahwa pesawat itu sebelumnya terbang ke kota Pontianak dan Pangkal Pinang pada hari yang sama.

Baca Juga: Bupati Sumedang Tinjau Langsung Lokasi Longsor di Cimanggung: Fokus Evakuasi dan Pencarian

"Laporan pemeliharaan mengatakan semuanya berjalan dengan baik dan layak terbang," kata Jauwena dalam konferensi pers. Dia mengatakan pesawat ditunda karena cuaca buruk, bukan karena kerusakan, dikutip pikiranrakyat-sumedang.com dari AP News.

Indonesia, negara kepulauan terbesar di dunia, dengan lebih dari 260 juta orang, telah dilanda kecelakaan transportasi di darat, laut dan udara karena kepadatan kapal feri yang berlebihan, infrastruktur yang sudah tua, dan standar keselamatan yang tidak ditegakkan dengan baik.

Pada Oktober 2018, sebuah jet Boeing 737 MAX 8 yang dioperasikan oleh Lion Air jatuh ke Laut Jawa hanya beberapa menit setelah lepas landas dari Jakarta, menewaskan 189 orang di dalamnya.

Baca Juga: Kritik Penggunaan Face Shield Melly Goeslaw, Psikiater: Sayang Banget di TV Contohnya Begitu

Pesawat yang terlibat dalam insiden hari Sabtu tidak memiliki sistem kontrol penerbangan otomatis yang berperan dalam kecelakaan Lion Air dan kecelakaan lain dari jet 737 MAX 8 di Ethiopia lima bulan kemudian, yang menyebabkan MAX 8 dilarang terbang selama 20 bulan. 

Kecelakaan Lion Air adalah bencana maskapai terburuk di Indonesia sejak 1997, ketika 234 orang tewas dalam penerbangan maskapai Garuda di dekat Medan di pulau Sumatera. Pada Desember 2014, penerbangan AirAsia dari kota Surabaya di Indonesia ke Singapura jatuh ke laut, menewaskan 162 orang.

Sriwijaya Air hanya mengalami beberapa insiden kecil di masa lalu, meskipun seorang petani terbunuh pada tahun 2008 ketika pesawat pendaratan lepas landas karena masalah hidrolik.

Baca Juga: Persahabatan 15 Tahun ala Unstoppable High Kick, Jung Il Woo Undang Kim Bum untuk Makan Bersamanya

Amerika Serikat melarang maskapai penerbangan Indonesia beroperasi di negara itu pada 2007, tetapi membatalkan keputusan pada 2016, dengan alasan peningkatan kepatuhan terhadap standar penerbangan internasional.

Uni Eropa sebelumnya memiliki larangan serupa, mencabutnya pada Juni 2018.

 

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: AP News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah