PR SUMEDANG - Pembentukan grup idola K-Pop hanya ada selama beberapa dekade, tetapi dalam waktu singkat memiliki banyak hal yang telah berubah, termasuk beda proses sistem audisi pada era 90-an.
Hal ini dibuktikan dengan pernyataan salah satu member grup idol K-Pop pertama Korea Selatan, Tony Ahn dari H.O.T. mengungkapkan seperti apa proses sistem audisi pada era 90-an tersebut.
Sebagai informasi, H.O.T. memulai debut pada era 90-an, tepatnya tahun 1996 yang secara luas dianggap sebagai grup idol K-Pop pertama, sehingga tiap member memiliki pengalaman proses sistem audisi yang berbeda dengan masa sekarang.
Baca Juga: Ada Jungkook BTS hingga Nayeon TWICE, 9 Idol K-Pop Berikut Memiliki Visual Mirip dengan Kelinci
Pendiri SM Entertainment, Lee Soo Man, membuat grup idol K-Pop H.O.T. tersebut setelah melakukan jajak pendapat kepada siswa sekolah menengah untuk mengetahui seperti apa band ideal mereka nantinya.
Tony Ahn adalah member terakhir yang direkrut ke dalam grup idol K-Pop H.O.T., tetapi cara dia pertama kali memasuki perusahaan sedikit berbeda dengan cara idol K-Pop hari ini.
Saat ini, sebagian besar calon bintang terpilih melalui salah satu dari dua cara berikut: mereka dibina di depan umum oleh perekrut, atau mereka dipilih melalui audisi yang dipublikasikan secara online.
Tony Ahn juga seorang peserta audisi, tetapi dia mengetahui tentang audisi tersebut dengan cara yang sangat kuno, yakni koran.
"Hampir tidak mungkin bagi orang Korea di Amerika," ungkap Tony Ahn mengungkap keinginan menjadi penyanyi saat ia baru saja lulus SMA di AS.
Akhirnya, dia mulai berdebat tentang pergi ke perguruan tinggi atau mendapatkan pekerjaan, tapi keberuntungannya berbalik ketika dia melihat-lihat postingan pekerjaan di koran dan menemukan iklan untuk audisi.
Baca Juga: Lirik Lagu Spider - Hoshi SEVENTEEN, Lengkap dengan Terjemahan Bahasa Indonesia
Adapun audisi internasional itu, yang diadakan di Los Angeles, adalah untuk grup baru Lee Soo Man.
Sedangkan Tony Ahn membocorkan bahwa dia merasa tidak bernyanyi dengan baik di audisi karena gugup, tetapi itu sepertinya tidak menjadi masalah.
Sementara calon idola akhir-akhir ini sering melalui beberapa putaran audisi dan harus menunggu panggilan balik sebelum mereka dicasting, Lee Soo Man menelepon Tony An pada hari yang sama untuk menawarinya kontrak.
"Saya tidak tahu mengapa, tapi Lee Soo Man menelepon pada hari yang sama dan mengatakan kepada saya bahwa dia ingin meneken kontrak," kenang Tony Ahn.
Baca Juga: Korut Luncurkan Rudal Balistik ke Laut Negaranya, PM Jepang Sambangi Biden pada April 2021
Sedangkan pada saat itu, Lee Soo Man telah menghasilkan penyanyi dan rapper, Hyun Jin Young yang berada di bawah label SM Studio, tetapi ini adalah boy grup pertamanya.
Kemudian saat ini SM Entertainment dikenal sebagai salah satu perusahaan musik terbesar dan terpopuler di Korea Selatan, tetapi keadaan tidak selalu seperti itu.
"Ketika saya pertama kali bertemu Lee Soo Man, saya adalah penggemar beratnya. Ketika dia memproduseri Hyun Jin Young, dia memperkenalkan musik Hitam ke Korea," jelas Tony Ahn.
Mengingat masa lalunya di film dokumenter, Tony Ahn menjelaskan bahwa SM Entertainment bukan agensi besar saat itu.
Baca Juga: Pengemudi Mobil Fortuner yang Todongkan Pistol ke Warga Akhirnya ‘Diciduk’ Polda Metro Jaya
Bahkan menurutnya, sistemnya cukup berantakan, terbukti tidak ada pelatihan vokal, sehingga para member tidak menerima pelajaran menyanyi yang ketat seperti yang dikenal SM Entertainment saat ini.
"Itu meninggalkan banyak hal yang harus diinginkan," ujar Tony Ahn.
Akhirnya, Tony Ahn mengatakan bahwa ide grup idol K-Pop pun belum ada saat itu, terbukti sesama membernya, Kangta H.O.T. menyetujui pendapat itu.
"Kami adalah kasus pertama di mana sekelompok anggota muda memulai debutnya sebagai sebuah grup," tambah Tony Ahn.
Baca Juga: Spoiler Cerita Drama Korea The Penthouse 2 Episode 13: Benarkah Oh Yoon Hee Bunuh Diri?
Artinya, jika bukan karena H.O.T., penggemar mungkin tidak memiliki begitu banyak grup yang mereka kenal dan sukai saat ini.
"Lee Soo-Man menunjukkan arah yang harus kita tuju. Ia cenderung menantang beberapa hal yang menurut orang lain terlalu berisiko," pungkas Tony Ahn.***